Rp 263 T Pinjaman dari China Untuk Proyek Minyak Bumi Timor Leste Dibayangi Kegagalan

Dprd ied

JAKARTA – Tak bisa pungkiri sampai sekarang Timor Leste masih mengandalkan sumber pendanaan negara dari Minyak dan Gas alam.

Salah satu blok minyak yang sedang digarap oleh Timor Leste adalah Greater Sunrise.

Greater Sunrise sendiri adalah julukan bagi blok minyak di wilayah laut bagian Selatan Timor Leste dimana 70 persen dikuasai Dili, 30 persen milik Australia.

Di sana diperkirakan ada cadangan minyak senilai 5 triliun kubik berupa gas alam dan 226 juta barel minyak bumi.

Ditaksir keuntungan yang bisa diraup Timor Leste dari blok Greater Sunrise bisa mencapai 50 miliar dolar AS, nilai yang sangat besar sekali.

Dikutip dari Nikkei Asian Review, Kamis (22/10/2020) tapi pandemi corona membuat rencana Timor Leste meraup keuntungan dari blok tersebut terancam buyar.

Sebelumnya Timor Leste mendapat pinjaman dana dari China salah satunya sebesar Rp 263 triliun.

Dana sebesar itu digunakan oleh presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao untuk melaksanakan proyek Tasi Mane.

Salah satu proyek Tasi Mane ialah pembangunan kilang minyak yang terhubung ke blok Greater Sunrise.

Dua perusahaan minyak asing yang beroperasi di Timor Leste yakni Conoco Phillips dan Shell sahamnya sudah dibeli melalui dana utangan tersebut.

dprd tangsel

Tak cukup di situ Xanana juga membeli saham Woodside Petroleum Australia dan Osaka Gas Japan yang berinvestasi di Timor Leste.

Langkah berani Xanana itu patut diapresiasi karena jika sukses bisa melambungkan perekonomian Timor Leste ke tingkat tertinggi hingga akhirnya pandemi corona menyerang.

Harga minyak jatuh ke titik terendah dimana negara sekelas Arab Saudi pun berutang pertama kali dalam sejarahnya karena corona.

Keadaan semakin genting kala Xanana dijegal dari koalisi pemerintahan Timor Leste saat ini.

Otak operasional perusahaan gas negara Timor Leste, TimorGAP yakni Francisco Monteiro juga dipecat.

Proyek blok minyak Greater Sunrise dan Tasi Mane dibayangi kegagalan besar.

Menurut dosen bisnis RMIT Melbourne sekaligus penulis buku Identity, and State Formation in East Timor 2000-2017, James Scambry mendedahkan jika Xanana tak akan gentar menghadapi resiko dari ambruknya proyek Greater Sunrise.

“Jika gas alam sudah tak dihargai sama sekali, itu adalah keinginan Gusmao dan dia akan menghadapi resikonya, tidak peduli apapun yang terjadi,” ujar Scambary.

Namun sekarang Scambry pesimis proyek itu akan berjalan karena Xanana sudah dilempar dari kursi kekuasaan.
Dan apabila proyek blok minyak itu terhenti maka Rp 263 triliun dana utangan dari China hanya terbuang sia-sia.

“Tapi Xanana tidak lagi duduk di kursi pemerintahan Timor Leste, saya curiga proyek itu akan berhenti dan tanpa hasil yang memuaskan” pungkas Scambry. (*/PikiranRakyat)

Golkat ied