Emmanuel Macron dan Sikap HMI Cilegon

Oleh : Syahrido Alexander, Ketua Umum HMI Cabang Cilegon

Hidup Mahasiswa..!!!
Hidup Rakyat Indonesia…!!!

Perancis sebagai salah satu Negara adidaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan sekaligus menganut sekularisme yaitu memisahkan masalah agama dan urusan Negara. Belakangan Negara ini menuai kecaman yang berimplikasi kepada pemboikotan produk-produk asal Negara tersebut. Embargo yang dilakukan oleh sejumlah Negara-negara Islam seperti Saudi Arabia, Turki, Yordania dan Kuwait dikarnakann adanya bentuk dukungan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron atas tindakan sebuah majalah yang memuat karikatur Rasulullah SAW yang di diskreditkan.

Tidak ketinggalan Negara Indonesia sebagai yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam melalui kecaman Presiden Joko Widodo, lalu MUI dengan seruan untuk memboikot produk Perancis. Total produk yang sudah diketahui di Negara Indonesia pun berjumlah kisaran 25 produk.

Pernyataan klarifikasi Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh warga Negaranya adalah sesuai dengan prinsip-prinsip kenegaraan yang menjunjung tinggi kreatifitas dalam kebebasan berpendapat. Tentu kebebasan yang dijunjung tinggi tersebut di pandang sudah melewati batas. Karena setiap hak individu dibatasi oleh hak individu yang lain.

Menurut Sayyid Jamaluddin Al-Afgani (1838-1897M) tentang konsepsi Pan Islamisme yang menyerukan persatuan dan kesatuan ummat muslim dunia didalam manifestasi ukhwah islamiyah dalam segi pemahaman Islam yaitu:
Musuh utama adalah penjajahan barat yang merupakan kelanjutan dari perang salib.

Ummat Islam harus menentang penjajahan dimana dan kapan saja. Untuk mencapai tujuan itu, umat Islam harus bersatu atau Pan Islamisme. Tentu penjajahan bukan lagi dimaknai hanya dari penjahan fisik saja.

Penjajahan adalah perampasan hak-hak individu oleh individu atau perampasan hak-hak bangsa oleh bangsa yang lain. Korelasi yang terbentuk itu hari membayangi umat muslim tentang apa yang bisa dilakukan dalam menegakan ajaran agamanya didalam hidup bernegara dan berbangsa.

Penajajahan bentuk baru ini dinamakan Neo Kolonialis Imperalis (Nekolim), yaitu penjajah yang mempunyai modus operasi menjajah melalui sistim dan kebijakan-kebijakan. Globalisasi, praktek sistem ekonomi kapitalis, dan memasukan paham-paham liberal.

Antonio Gramsci (1891-1937M) seorang tokoh filsuf yang ahli dalam bidang politik, ideologi, dan budaya. Ia mengatakan bahwa ada 2 alat kekuasaan yaitu pertama, perangkat kerja yang mampu melakukan tindak kekerasan yang bersifat memaksa atau dengan kata lain kekuasaan membutuhkan perangkat kerja yang bersifat law enforcement. Dilakukan melalui pranata negara seperti lembaga-lembaga penegak hukum, polisi, militer, dan lain-lain.

Kartini dprd serang

Kedua, perangkat kerja yang mampu membujuk masyarakat beserta pranata-pranata untuk tunduk dan patuh kepada kekuasaan, seperti agama, pendidikan, budaya, dan lain-lain.

Lembaga-lembaga Internasional seperti, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), NATO (North Atlantic Treaty Organitation), IMF (International Monetery Foundations), dan lainya merupakan perangkat-perangkat neokolim yaitu berupa dominasi dan hegemoni atas negara-negara.

Penjajahan Israel atas Palestina yang harusnya menjadi perhatian dan tanggung jawab perangkat Internasional tersebut tidak diindahkan. Dalih-dalih karna itu urusan internal antara Palestina dan Israel. Begitu banyak contoh lainnya dimana terlihat jelas bahwa lembaga-lembaga itu hanya untuk membangun hegemoni dan dominasi negara-negara adidaya.

Lalu dimana letak Islam sebagai agama yang dianut warga Negara yang tidak berlandaskan Islam. Sebuah narasi menggelitik seakan Islam hanya menjadi simbol kepercayaan individu kepada Tuhan yang maha Esa secara eksklusif dalam diri masing-masing.

Dalam Surat Ar-Ra’d (13) ayat 11 Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.

Dalam dalil tersebut mengisyaratkan perubahan dapat terjadi dengan adanya persatuan dan kesatuan.
Nilai-nilai Islam yang terus saja terkontaminasi dan terkooptasi oleh Ideologi menimbulkan perpecahan antar umat.

Louis Althusser (1918-1990 M) dalam kritik Ideologi mengemukakan bagaimana kekuasaan menghegemoni, yaitu melalui, ISA (Ideological State Apparatus).
ISA bekerja dengan cara memanipulasi kesadaran masyarakat, serta berada didalam maupun diluar kekuasaan, seperti, Agama, Pendidikan, Media, Politik, dan Budaya. RSA (Repressive State Apparatus). RSA bekerja dalam ruang lingkup fisik atau berbau kekerasan yang dalam sistem dan struktur kekuasaan serta bersifat sentralistik. RSA akan difungsikan jika terdapat ancaman dalam kekuasaan. RSA akan menggiring individu maupun kelompok terhadap suatu paham atau ideologi. Beberapa contoh perangkat RSA, Polisi, Militer, Pengadilan, Administrasi, dan lain-lain.

Hedonis yang memiliki paham untuk hidup bermegah-megahan, lalu ekonomi kapitalis yang didalamnya terdapat riba hanyalah berbagai contoh paham atau ideologi yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai islam. Paham-paham tersebut sudah hadir di dalam tubuh Indonesia yang mayoritas warna Negaranya adalah Muslim. Umat muslim sadar atau tanpa sadar harus melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama.

Rasulullah SAW yang merupakan utusan Allah SWT dihinakan lewat karikatur yang mendiskreditkan beliau. Lalu dengan dalih nilai-nilai kenegaraan, yaitu kebebasan dalam berekspresi. Umat Islam mengalami ambiguitas atas kejadian tersebut, apa yang seharusnya manusia yang beragama Islam lakukan.

HMI yang berasaskan Islam (anggaran dasar pasal 3) terus konsisten dalam menyikapi persoalan keumatan, harus merespon fenomena-fenomena sosial politik yang menyangkut masalah keislaman. Dengan penjabaran tafsir Islam yang tidak memarjinalkan persoalan keagamaan dalam lingkup peribadatan saja, maka yang menjadi pertanyaan oleh setiap kader HMI adalah, apa yang bisa di lakukan oleh HMI dalam menyikapi persoalan tersebut?.

Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Cilegon dengan mengharap Ridho Allah SWT hadir untuk mencoba mengupas dilematika tersebut dengan agenda:
DISKUSI HMI “EMMANUEL & KARIKATUR RASULULLAH : BOIKOT PRODUK PERANCIS ?”
Hari dan tanggal: Minggu, 8 November 2020
Tempat: Titik Temu, Cibeber
Waktu: 13.00 WIB – selesai. (***)

Polda