Bupati Serang Ajak Masyarakat Kurangi Makan Nasi

SERANG – Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS), pada Senin (30/10/2017), Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengajak masyarakat untuk membiasakan mengurangi konsumsi beras dan terigu dan beralih ke pola konsumsi pangan yang beragam bergizi, seimbang serta aman (B2SA).

Ratu Tatu Chasanah mengatakan, bahwa masyarakat bisa melakukan budidaya berbagai komoditas di sekitar pekarangan rumah.

“Kedaulatan pangan tidak hanya dari beras dan terigu, namun juga dari sumber karbohidrat lainnnya yang meningkatan penyediaan konsumsi pangan yang beragam dan bergizi. Sehingga nanti sesuai dengan tujuan hari pangan sedunia bahwa upaya penganekaragaman konsumsi pangan diarahkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat ke arah asupan pangan yang lebih beragam. Seperti, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, memelihara ternak dan ikan,” ungkap Tatu.

Lanjut Tatu, hasil pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) pada tahun 2016, baru mencapai 85,6 dari skor ideal PPH 100. Artinya saat ini pola konsumsi pangan masyarakat Kabupaten Serang menunjukkan kecenderungan kurang beragam dari jenis pangan dan keseimbangan gizinya.

“Melalui peringatan hari pangan sedunia ke-37 ini, mari kita optimalkan pemanfaatan sumber daya pangan lokal untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan di Kabupaten Serang, melalui pengurangan konsumsi beras dan terigu,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP), Budiono mengatakan, masyarakat Indonesia harus memiliki antisipasi cadangan makanan dan perlahan-lahan harus beralih pada bahan pokok yang bergizi.

“Pemerintah sudah melakukan upaya agar warga bisa memproduksi ragam pangan dengan memberdayakan pangan lokal sebagai pengganti beras, ketika gagal panen masyarakat bisa menggunakan pangan lain dan masyarakat tidak merasa kaget dengan pangan lokal tersebut,” ujarnya.

Budiono mengaku sudah mengajak kerjasama pengurus PKK untuk turun kebawah dengan menciptakan menu baru, sehingga dari makanan tersebut bisa dibuat dengan menarik dan menjadi daya tarik.

“Kita ajak istri camat dan kepala desa untuk melakukan sosialisasi secara berkelanjutan,” tegasnya (*/David)

Honda