Kasus Kecurangan SPCP 2019 Belum Terungkap, Rektor IPDN Jatinangor Diganti

CILEGON – Tidak lama setelah ramai dan mencuatnya pemberitaan di media massa terkait adanya dugaan kecurangan dalam Sistem Penerimaan Calon Praja (SPCP) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) 2019, desas-desus selanjutnya yakni mengenai kabar pergantian Rektor IPDN Jatinangor Bandung, Murtir Jeddawi.

Hiyronimus Rowa selaku Wakil Rektor III IPDN yang juga sebagai Ketua Panitia SPCP 2019, membenarkan bahwa ada pergantian Rektor IPDN Jatinangor yang berlangsung, Sabtu (19/10/2019).

“Ya hari ini Sabtu 19 Oktober 2019 ada pergantian Rektor dan Murtir Jeddawi kembali menjadi Direktur IPDN Sulawesi Selatan, dan sekarang Rektor IPDN dijabat oleh Plt, Pak Hadi Prabowo,” ujarnya.

Dengan adanya pergantian Rektor ini menjadi pertanyaan besar bagi orangtua Calon Praja yang gagal dalam SPCP beberapa bulan yang lalu. Badia Sinaga orang tua dari Hizkia Raymond, selama ini gencar mengungkapkan dugaan kecurangan oknum panitia SPCP 2019.

“Ya sudah saya konfirmasi kebenaran kabar pergantian Rektor IPDN dari Wakil Rektor III, Hyrinimus Rowa. Dan ini menjadi perbincangan orangtua Capra lainnya yang menjadi korban dugaan kecurangan oknum Panitia SPCP IPDN  2019,” kata Badia Sabtu (19/10/2019) malam.

Para orang tua Capra juga akan terus membongkar persoalan ini, meskipun telah dilakukan pergantian Rektor.

“Di grup WA yang saya buat, salah satu yang gencar menyelidiki hal pergantian rektor ini adalah Capra yang tidak lolos alasan yang berlebihan,” imbuhnya.

Menurut Badia, pergantian Rektor ini di luar dugaannya, apakah alasan atau dasar pergantian Rektor IPDN tersebut terkait pemberitaan media massa yang ramai selama ini.

Terlebih kedatangan Murtir Jeddawi saat masih menjabat Rektor IPDN ke kediaman Badia Sinaga di Cilegon belum lama ini, dinilai suatu hal yang positif. Dimana Murtir memberi semangat dan motivasi buat anaknya Hizkia Raymond.

“Sejauh ini sudah 2 kali saya mengajukan keberatan kepada pihak Panitia SPCP 2019 dan semua jawaban tidak sesuai harapan, bahkan akan membuat surat keberatan III dan rencananya melaporkan dugaan kecurangan berupa mal administrasi ke kepolisian,” tegas Badia.

“Kalau memang pergantian Rektor ini benar terus siapa yang harus bertanggung jawab soal istilah Warning (peringatan kepada Capra dalam akhir SPCP 2019) yang akan diusut oleh Pak Murtir Jeddawi,” tambahnya.

Padahal, menurut pengakuan Badia dalam komunikasi dengan Murtir pada Rabu (16/10/2019), Murtir yang masih menjabat Rektor IPDN saat itu, mengatakan sudah membentuk tim yang diminta untuk melakukan klarifikasi soal istilah Warning untuk masih mencari bukti-bukti.

“Pak Murtir bilang; kami sepakat untuk mencari tahu ada apa dengan istilah Warning itu, dan kami beri waktu tim untuk menjelaskan ke kami paling lambat Senin (21/10/2019). Itu Pak Murtir yang bilang ke saya lewat Whatsapp, tapi hari ini terjadi pergantian, ada apa?” beber Badia.

Untuk itu, Badia berharap kepada Plt Rektor IPDN Jatinangor Hadi Prabowo, untuk melanjutkan pengungkapan dugaan kecurangan SPCP 2019 yang masih dilakukan Murtir.

“Harapan kami kepada Plt Rektor IPDN Bapak Hadi Prabowo dapat membongkar kecurangan SPC 2019, dan kami siap diundang untuk berdiskusi mengungkap kecurangan itu. Ini demi bersihnya IPDN dan menjadi harapan dan cita-cita Revolusi Mental Presiden Joko Widodo,” tandasnya.

Sementara saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Menteri Dalam Negeri Thahjo Kumolo membenarkan adanya pergantian Rektor IPDN Jatinangor.

“Sementara ditunjuk Plt dahulu Sekjen Kemendagri pltnya Hadi Prabowo,” ujar Tjahjo singkat. (*/Ilung)

Honda