Tersebar, Spanduk Penolakan Jalur Jalan Lingkar Utara Cilegon

Sankyu

CILEGON – Belum direalisasikannya pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU) Kota Cilegon yang rencananya akan melintasi empat kecamatan, yakni Cibeber, Jombang, Purwakarta dan Grogol, mendapatkan reaksi penolakan dari masyarakat Kecamatan Purwakarta.

Penolakan masyarakat ini bukan pada pembangunan JLU, tapi yang ditolak adalah rencana lokasi dan jalur JLU.

Hal ini terlihat dengan banyak tersebarnya spanduk yang berisi penolakan jalur site plan JLU di banyak titik di kawasan Kecamatan Purwakarta.

Diketahui, dari salah satu spanduk itu mempertanyakan kepada Pemkot Cilegon, yang bunyinya sebagai berikut:

“Dukung Pembangunan JLU, Tolak Jalur JLU

-Kenapa jalur JLU melewati jalur yang sudah ada jalannya ?
-Kenapa Jalur JLU tidak melewati Kampung yang belum tersentuh jalan?
-Kenapa jalurnya dekat tol?
-Kenapa jalurnya lewat perumahan?
-Jalur JLU membawa kesejahteraan rakyat, rakyat yang mana?”

Dari penelusuran yang dilakukan, menurut Sarbini, salah satu warga Luwung Sawo, Kelurahan Kota Bumi, spanduk tersebut terlihat pada pagi hari. Namun ia tidak mengetahui siapa yang memasang spanduk- spanduk tersebut.

Sekda ramadhan

“Gak tahu siapa yang masang, tahunya pagi tadi kang,” katanya, saat ditemui faktabanten.co.id, Senin (3/9/2018).

Saat dimintai tanggapannya terkait spanduk yang berada di pagar kantor Kelurahan Kota Bumi yang tidak jauh dari rumahnya, ia sepertinya tidak keberatan dengan isi tulisan di spanduk tersebut.

“Sebagai warga ya saya mendukung pembangunan JLU. Tapi seperti yang dalam spanduk itu, JLU harus bisa berdaya manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, belum jelasnya biaya ganti rugi yang dilakukan oleh Pemkot Cilegon kepada warga pemilik lahan juga dipertanyakan oleh Supriyadhi, warga Kelurahan Purwakarta.

“Tanah bapak saya juga kena di Kubang Lele, kita diberi formulir untuk ditanda tangani, ya kita kembalikan wong belum ada kesepakatan harga, kita langsung diminta setuju. Harusnya ada sosialisasi dan keterangan harga sesuai dengan NJOP, ZNT (Zona Nilai Tanah) dan survey harga pasaran,” terangnya.

Selain itu, Supriyadhi juga memaklumi terjadinya penolakan yang terjadi di wilayahnya, karena beberapa hal, selain rencana jalur JLU yang ramai ditolak dan tersebar di spanduk.

“Di Kubang Welingi katanya ditolak masyarakat juga karena mau lewati kuburan. Harusnya pihak pelaksana lebih sering melakukan sosialisasi JLU ini ke bawah. Soal penolakan jalur itu saya juga setuju, harusnya jalur JLU melewati kawasan yang masyarakatnya memang perlu ditingkatkan ekonominya,” tandasnya.(*/Ilung)

[socialpoll id=”2513964″]

Honda