Tradisi Ramadhan, Ngaji Pasaran Kitab Kuning Pesantren-pesantren di Cilegon

CILEGON – Sudah bukan rahasia di bulan suci Ramadhan, ummat Islam dengan suka cita menyambutnya dengan berbagai kegiatan yang mengandung nilai ibadah. Kegiatan keagamaan selalu menjadi momen spesial dalam keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, terlebih lagi di lingkungan Pondok Pesantren.

Terlebih Pesantren Salafiyyah yang masih konsisten melestarikan tradisi Ngaji Pasaran Kitab Kuning, salah satu kegiatan yang dilakukan pengurus pesantren dimana bukan hanya santri saja yang bisa ngaji tapi masyarakat umum juga bisa mengikuti kegiatan yang dapat memperluas ilmu agama dan ingin mendapatkan berkah (bertabarruk) di bulan Ramadhan.

Hal yang perlu diketahui oleh masyarakat Banten adalah bahwa dalam pengajian Kitab Kuning ini lazimnya menggunakan bahasa Jawa Banten untuk mengartikan tulisan ‘pego’ bahasa Arab dalam Kitab Kuning tersebut.

Mengingat banyaknya Kitab Kuning karya Syekh Nawawi al-Bantani, Ulama masyhur asal Banten yang mengartikannya dengan bahasa Jawa Banten dan menjadi kitab-kitab wajib yang diajarkan di kalangan pesantren-pesantren salafi di seluruh Indonesia.

Maka, bahasa Jawa Banten pun lebih populer di kalangan tersebut, seperti halnya kata ‘Utawi sira kabeh’, kata ‘Sira’ (kamu) di Jawa Tengah/Timur tidak ada karena di daerah tersebut umumnya menyebut (kamu) dengan Kowe, Koen, Sampeyan, Panjenengan. Sementara di Cirebon menyebut (kamu) dengan ira. Begitupun kata ‘Kelawan’ dan sebagainya.
Maka bisa jadi bahasa Jawa Banten ini dipilih sebagai bahasa yang diadopsi oleh Syekh Nawawi yang yang diteruskan oleh Ulama-ulama sesudahnya dalam berdakwah, yang masih bertahan hingga sekarang.

Di beberapa Pesantren di Cilegon yang berbasis Al-Jauharottunaqqiyah dan Al-Khairiyah, sebagai basis pendidikan agama yang tercatat pada tahun 1924 sudah ada. Ngaji Pasaran Kitab Kuning menjadi agenda yang tak pernah luput setiap tahun di bulan Ramadhan.

Seperti di Pesantren Taruna Islam Al-Khairiyah, yang hingga masih mengadakan Ngaji Pasaran Kitab Kuning.

“Untuk Pelajar dan Santri, ngaji Kitab Syarah Ta’lim al-muta’allim (Kitab Ahlaq) dan Syarah Ghoyah at-Taqrib (Kitab Fiqih). Kalau Ngaji Pasaran untuk umum, ada Kitab Syarah: al-Hikam (Kitab Ahlaq Tasawwuf), Syarah: al-Majalis al-Tsaniyyah (Kitab Hadits), Syarah: Ibnu Aqil (Kitab Ilmu Nahwu / penjelasan kitab Alfiyah Ibnu Malik),” kata Ustadz Alwiyan Qosyid Syam’un, kepada Fakta Banten, Minggu (28/5/2017).

Sebagai Dewan Pembina Yayasan Al-Khairiyah, Ustadz Alwiyan secara terbuka mengajak masyarakat umum untuk ikut menghadiri acara kajian di Pesantren Taruna Islam Al-Khairiyah setiap harinya selama Ramadhan.

“Kami pembina di yayasan dan segenap pembimbing Pesantren Taruna Islam Al-Khairiyah mengundang dan mempersilahkan bagi rekan-rekan yang berniat mengikuti kajian untuk bergabung setiap malam ba’da Tarawih hingga saat,” tutur Alwiyan.

Sama halnya dengan kegiatan di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kampung Palas. Pantauan Fakta Banten malam ini (28/5/2017), Pesantren berbasis Al-Jauharottunaqqiyah ini juga mengadakan Ngaji Pasaran Kitab Kuning untuk para santri dan bagi warga sekitar sesudah Shalat Tarawih dan Siang hari.

“Kita Ngaji Pasaran Kitab Alfiyyah setiap malam dari jam 21.00 – Sahur. Kalau siang ngaji Hadist Soheh Bukhori, dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore,” ujar Ustadz H. Martin Suhemi, kepada Fakta Banten. (*)

Honda