Pileg 2024: Jangan Asal Coblos

Dprd ied

SERANG – Ketua Forum Diskusi dan Kajian Liberal Banten Society (Fordiska Libas), Ocit Abdurrosyid Siddiq mengingatkan kepada masyarakat agar mengenali calon-calon pemimpin yang akan dipilihnya pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Ia meminta agar tak asal memilih.

Menurutnya, setiap kali ada seseorang yang berniat maju untuk menduduki suatu jabatan, dia akan menyertainya dengan komitmen untuk membawa perubahan, dengan cara membenahi sistem yang selama ini dia anggap tidak baik.

“Angin perubahan yang dia bawa bisa menjadi antitesa terhadap kondisi saat ini. Narasi perubahan ini bisa menjadi nilai jual baginya untuk meraih simpati dan dukungan. Fenomena ini juga terjadi pada para calon wakil rakyat,” kata Ocid, Kamis, (18/1/2024).

Mantan Anggota Bawaslu Banten ini menyatakan, janji perubahan kerap calon legislatif (Caleg) gaungkan, terlepas dari motivasi apa yang mendorong mereka untuk menjadi anggota dewan, seperti mencari pekerjaan, mendapatkan penghasilan, menunjukkan eksistensi, bahkan alasan idealis seperti untuk mengabdi pada rakyat.

“Memang sebaiknya para calon anggota dewan itu mesti memiliki motivasi untuk menduduki posisi strategis itu dengan niat yang baik, tulus, tidak berorientasi pada penghasilan. Motivasi itu adalah untuk memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan rakyat,” katanya.

Meski banyak di antara para calon tidak dilatari oleh alasan idealis kata dia, tidak lantas membuat rakyat pesimis dalam mengikuti Pemilu untuk memilih calon wakil rakyat.

“Pada situasi inilah pentingnya para pemilih mengenal profil para calon itu,” terangnya.

Ocid menyebut, kecil kemungkinan untuk pemilih secara pro aktif melakukan pencarian perihal profil para calon. Karenanya, masa kampanye ini bisa digunakan oleh para calon untuk aktif menyapa para pemilih dengan membawa program yang baik.

“Kampanye dengan cara langsung menyapa pemilih bisa melahirkan dialog interaktif. Dialog ini bukan semata dijadikan ajakan untuk memilih sang calon, tetapi juga mendengar aspirasi yang kelak bisa dieksekusi manakala yang bersangkutan menduduki posisi itu,” ujarnya.

Ia menegaskan, kampanye bukan semata ritual pragmatis sekedar untuk meraih dukungan dan suara. Menurutnya, komitmen dalam kampanye bisa menjadi semacam janji politik antara para pemilih dengan yang dipilih.

“Lewat kampanye secara bertemu langsung itulah pemilih bisa menakar serta membandingkan kapasitas dan kualitas para calon. Pastinya, para pemilih juga tidak berpikir pragmatis dengan hanya akan memberikan dukungan kepada calon yang telah memberikan bantuan,” pungkasnya. (*/Faqih)

Golkat ied