Krakatau Steel Targetkan Restrukturisasi Lanjutan Rampung Awal 2024

Dprd ied

 

JAKARTA – Seiring dengan masalah pada fasilitas pabrik Hot Strip Mill 1 (HSM 1) dan keuangan yang merugi, emiten baja BUMN PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) menargetkan restrukturisasi dapat selesai pada kuartal pertama tahun 2024.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KRAS Tardi menuturkan bahwa perseroan akan merencanakan dan menjalankan satu program restrukturisasi lanjutan terhadap Krakatau Steel secara menyeluruh, baik secara operasional maupun keuangan.

“Untuk itu kami sedang mengundang investor untuk mereaktifasi kembali aset-aset itu sehingga bisa memberikan kontribusi yang positif untuk krakatau steel,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Rabu (22/11/2023).

Dia mengakui bahwa KRAS memerlukan upaya restrukturisasi kembali dengan para kredit. Saat ini, para kreditur disebut memberikan sinyal positif untuk melakukan restrukturisasi lanjutan.

“Para kreditur memberikan sinyal positif untuk melakukan restrukturisasi lanjutan, dan kami jadwalkan restrukturisasi lanjutan itu bisa selesai pada kuartal pertama 2024,” pungkasnya.

dprd tangsel

Di sisi lain, divestasi yang dilakukan KRAS saat restrukturisasi tahap pertama tahun 2019 sebagian besar sudah dilakukan. Contohnya, divestasi satu anak perusahaannya yakni PT Krakatau Daya Listrik yang sudah dilepas ke investor baru.

Kuartal III/2023 KRAS Sebut Krakatau Posco Tambah Kapasitas Pabrik Baja 2024 Menurut Tardi, divestasi merupakan langkah ampuh untuk menurunkan beban utang yang dipikul perseroan. Hingga kuartal III/2023, posisi liabilitas KRAS sebesar US$2,36 miliar atau turun 9,4% secara year-to-date (YtD).

Track all markets on TradingView Adapun posisi ekuitas perseroan mengalami peningkatan 0,8% menjadi sebesar US$558 juta dibandingkan dengan periode Desember 2022 yang mencapai US$553 juta.

Sebagaimana diketahui, KRAS sampai dengan kuartal III/2023 membukukan rugi bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$61,40 juta atau sekitar Rp951,04 miliar. Berbalik dari laba yang diraih tahun sebelumnya yakni US$80,15 juta.

Perseroan juga mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 31,45% menjadi US$1,26 miliar atau setara Rp19,56 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,84 miliar.

Pendapatan itu ditopang oleh penjualan produk baja lokal sebesar US$1,02 miliar dan penjualan ekspor US$54,38 juta. Kemudian pendapatan dari segmen sarana infrastruktur tercatat US$165,57 juta, rekayasa dan konstruksi sebesar US$7,2 juta dan jasa lainnya US$12,83 juta. (*/Bisnis)

Golkat ied