Cilegon Satu-satunya Kota Mewakili APEKSI pada Seminar Nasional di Palembang

Dprd ied

 

PALEMBANG – Cilegon menjadi satu-satunya perwakilan pemerintah kota yang menjadi narasumber dalam Seminar Nasional pada Hari Ulang Tahun (HUT) Asosiasi Pemerintahan Kota seluruh Indonesia (APEKSI) ke-23 di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 7 Juni 2023.

Sedianya Walikota Cilegon Helldy Agustian menjadi narasumber pada seminar bertema “Transformasi Ekonomi Hijau, Mendukung Ekonomi Berkelanjutan” tersebut.

Namun karena di waktu bersamaan, Wali Kota Cilegon harus menerima penghargaan Satya Lencana Bakti Inovasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI di Lampung, seminar pun diwakili oleh Staf Ahli Walikota Cilegon Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ahmad Aziz Setia Ade Putra.

Selain dari Pemkot Cilegon, ada pula tiga narasumber lainnya, yakni dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Komisaris Utama Allo Bank, serta Senior Vice Presiden PT Bukit Asam.

Aziz mengaku bangga bisa tampil pada Seminar Nasional mewakili Walikota Cilegon Helldy Agustian. Sebab dari 98 pemerintah kota seluruh Indonesia, hanya Cilegon yang diberi kesempatan tampil memaparkan keunggulan daerah.

“Secara priadi tentu saya merasa bangga bisa mewakili Pak Wali Kota dan masyarakat Kota Cilegon dapat berbicara di forum nasional seperti ini sehingga Kota Cilegon semakin lebih dikenal masyarakat luas,” kata Aziz.

Adapun yang dibahas dalam seminar tersebut adalah isu lingkungan dan pengelolaan sampah, serta energi terbarukan.

Sebagai Kota Industri, kata Aziz, Cilegon tidak lepas dari limbah baik B3 maupun non-B3.

“Kalau B3 itu kan sudah ada sistem pengolahannya sendiri secara spesifik. Nah yang kami kelola ini adalah sampah rumah tangga baik dari perumahan, pasar maupun industri non-B3 menjadi produk BPJP (bahan bakar jemputan padat) pendamping batu bara,” terangnya.

dprd tangsel

Aziz memaparkan bahwa latar belakang pengolahan sampah di Cilegon adalah adanya Perpres 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan yang menunjuk 12 daerah sebagai proyek percontohan, tidak termasuk Kota Cilegon.

“Meski kami tidak termasuk dalam Perpres tersebut, kami termotivasi untuk mengolah sampah menjadi energi,” ungkap Aziz.

Dalam Perpres tersebut, lanjut Aziz, daerah bisa menunjuk pihak ketiga untuk mengolah sampah menjadi energi listrik sehingga mau tidak mau pemda membayar tipping fee sebagai jasa atas dikelolanya sampah oleh pihak ketiga.

“Kalau kami di Cilegon tidak membayar sepeser pun karena sudah ada PLTU Suralaya yang menyerap produknya. Kami hanya mengolah bahan bakarnya saja menjadi BPJB,” terangnya.

Bahkan, pada tahap awal pembangunan sarana pengolahan sampah, Pemkot Cilegon dibantu PLN untuk mengolah sampah dengan kapasitas 30 ton per hari.

“Dan insya Allah tahun ini kami mendapat bantuan Bank Dunia melalui Kementerian PUPR membangun tempat pengolahan sampah dengan kapasitas 200 ton per hari senilai Rp120 miliar. Konsep seperti inilah yang diinginkan pemerintah-pemerintah daerah,” jelasnya.

Selain Aziz, hadir pula dalam seminar tersebut Asda I Kota Cilegon Tatang Muftadi dan Asda III Kota Cilegon Syafrudin.

Menurut Tatang, tidak sembarang orang bisa menjadi narasumber dalam seminar nasional APEKSI. Kalau tidak dari kementerian, biasanya dari daerah yang dianggap sukses.

“Sepanjang pengalaman saya menjadi pejabat dan sering mengikuti acara APEKSI, baru kali ini saya menyaksikan perwakilan Kota Cilegon menjadi narasumber di tingkat nasional. Artinya ini sesuatu yang membanggakan,” katanya.

Menurutnya, ini merupakan sebuah penghargaan sekaligus pengakuan pihak lain kepada Pemkot Cilegon yang telah melakukan inovasi sehingga diberi kesempatan untuk tampil dan menjadi studi tiru bagi daerah lain,” ungkapnya.(*/Red)

Golkat ied