Hebat, Alumni Al-Khairiyah Cilegon Paparkan Kajian Al-Qur’an di Eropa

Dprd ied

CILEGON – Salah satu dosen tetap Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. H. Hasani Ahmad Said, M.A. mengunjungi kampus-kampus di Eropa atas undangan dari Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI). Selasa-Rabu (22-30/10/2019).

Dr. Hasani yang juga merupakan alumni Al-Khairiyah Karang Tengah ini tidak datang sendiri. Akan tetapi bersama 16 orang yang terdiri dari para Profesor dan Doktor dari lintas keilmuan seluruh Indonesia. Diantaranya Prof. Dr. Didik J. Rachbini dari LP3ES, Prof. Dr. Mohammad Amin dari Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Adang Djumhur dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan lain-lain.

Tidak hanya pembicara dari Indonesia, dalam kegiatan ini juga menghadirkan tiga pembicara kunci dari Jerman yaitu Prof. Dr. Sebastian Vollmer dari Georg August Universitat Gottingen, Prof. Dr. Jan Van Der Putten dari Universitat Hamburg dan Prof. Dr. Ing. Hendro Wicaksono dari Jacob Universitat Bremen Jerman.

Hasani memaparkan perkembangan studi Al-Qur’an perbandingan Indonesia dan Jerman. Dalam pemaparannya, peta kajian studi Al-Quran di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari dua kitab induk (ummahat al-kutub) ulum al-Qur’an itu sendiri yakni al-Burhan fi ‘Ulum Al-Qur’an karya Badr al-Din al-Zarkasyi (w. 794) dan al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an karya Jalal al-Din al-Zarkasyi (w. 911).

dprd tangsel

“Fokus dan lokus kajian Al-Qur’an di Indonesia masih menitikberatkan pada tekstualitas Al-Qur’an belum menuju kepada realitasnya. Maka, di Indonesia mulai diperkuat dengan aspek epistemologinya. Dalam hal ini penelitian aspek perkembangan kitab tafsir dan metodologi. Maka dari sisi epistemologi, perlu dikembangkan 3 aspek yaitu Al-Qur’an sebagai teks, Al-Qur’an sebagai kultur dan Al-Qur’an sebagai artefak. Di sisi lain, studi Al-Qur’an di Barat memotret tiga hal yaitu penerjemahan Alquran, keterpengaruhan Yahudi terhadap Al-Qur’an dan kajian kritis terhadap teks Al-Qur’an. Sayangnya citra dan persepsi Barat terhadap Islam belum bisa lepas dari stigma negatif yang menganggap Islam sebagai musuh Kristen,” ungkapnya.

Diketahui, kegiatan ini mempunyai tema besar pendidikan dan riset ilmu sosial perbandingan Indonesia – Jerman. Selain workshop, kegiatan ini juga diisi dengan melakukan kunjungan-kunjungan ke beberapa tempat baik kampus maupun tempat-tempat lainnya di Eropa.

Selama enam hari di Eropa, Hasani beserta rombongan mengunjungi Konjen RI Jerman, Universitat Hamburg, Airbus, Pusat Kota Hamburg, Jacobs University, Konjen Den Haag, Pusat Kota Belanda, Belgia, Paris dan terakhir Turki.

Dr. Bambang Susantono, Generalkonsulat der RI Hamburg Jerman selaku tuan rumah menyambut dengan hangat kunjungan para Profesor dan Doktor tersebut. Demikian pula dengan Mohammad Khusnu selaku Atase Transportasi KBRI Belanda yang juga rumah dinasnya ditempati. (*/Red)

Golkat ied