Dirut KBS Tegaskan Tak Akan Setujui Penjualan Saham ke Pelindo II

Dprd ied

CILEGON – Rencana penjualan 49% saham PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) kepada PT Pelindo II, banyak mendapatkan kritik dan ditentang keras baik oleh kalangan internal KBS sendiri maupun dari elemen masyarakat Kota Cilegon.

Dari internal PT KBS, Direktur Utama Tonno Sapoetro, menjadi salah satu yang bersuara lantang menolak rencana akuisisi PT Pelindo II terhadap KBS.

Tonno yang memimpin PT KBS sejak tahun 2015 itu bahkan menegaskan, bahwa di masa kepemimpinannya tidak akan pernah terealisasi keinginan PT Pelindo II tersebut.

“Perlu ditegaskan, saya tidak ingin tercatat dalam sejarah, di era saya ini terjadi penjualan KBS ke Pelindo II. Itu catatan hitam, yang merusak reputasi. Karena sejak awal saya tegaskan, akuisisi ini akan berdampak kurang baik untuk Krakatau Steel pada jangka panjang,” ujar Tonno kepada wartawan, usai acara doa bersama dan khataman Al-Qur’an di Masjid Al-Bahr, Selasa (14/8/2018).

Tonno juga kembali menegaskan bahwa Pelabuhan merupakan bagian dari core bussines Industri baja.

“Kita (Pelabuhan) ini bagian dari Harga Pokok Produksi (HPP) Krakatau Steel. Terbukti, dari 18 juta ton per tahun volume bongkar muat kita, itu 70 persennya adalah material Krakatau Steel Group,” jelas Tonno.

dprd tangsel

Ia juga menilai, bahwa rencana penjualan PT KBS ke Pelindo II adalah untuk kebutuhan jangka pendek Direksi Krakatau Steel dalam rangka pembuktian bahwa bisa meraih untung di tahun 2018 ini. Padahal, sebelumnya Direksi PT KS sudah menyetujui dan komitmen untuk melakukan langkah IPO untuk pengembangan KBS.

“Dirut KS itu sudah salaman dengan saya, bahwa IPO langkah yang diambil, tetapi kok komitmennya berubah lagi? Kita juga sudah menjelaskan ke Kementerian BUMN saat kita diminta berikan penjelasan. Kalau Komisaris, dan Deputi juga sudah pada mengerti, sebenarnya,” jelas Tonno.

Rencana pelepasan saham KBS ke Pelindo II juga dinilai kurang menguntungkan, dibandingkan IPO yang melepas saham di bursa.

“IPO ini kan lebih transparan dan akuntabel. Bahkan saya punya feeling, IPO kita akan over subscribe. Target bisa 1,5 hingga 2 triliun, bahkan diprediksi jika over subscribe bisa tembus 3,5 triliun. Ini kan juga pendapatan yang menjanjikan,” imbuh Tonno.

“Kita juga harus ambil pelajaran dari penjualan Latinusa, begitu banyak pemetaan audit setelah dilepas ke Jepang. Jangan sampai terjadi lagi kebijakan yang salah,” pungkasnya. (*/Red)

[socialpoll id=”2513964″]

Golkat ied