Rupiah Kian Terpuruk, PII Sarankan Menteri Keuangan Mundur

Sankyu

JAKARTA – Pemerintahan Jokowi dinilai kurang serius dalam menyikapi pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Terpantau Kamis (6/9/18) nilai tukar rupiah berada pada titik 14.904,00 per dolar Amerika Serikat, dan hingga Sabtu (8/9/18) sudah mencapai level 14.966,05 per dolar Amerika Serikat. Penurunan yang cukup drastis dalam waktu singkat.

Besar kemungkinan nilai rupiah terhadap dolar AS akan terus merosot hingga lebih dari 15.000, padahal menyentuh level 14.000 saja, itu bencana besar bagi perekonomian Indonesia. Maka saat ini lebih dari bencana besar sedang melanda Indonesia.

Hal ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII). Aktivis PII menilai bahwa pemerintah lebih asik melempar bola panas soal anjloknya rupiah ke pihak eksternal, dibanding fokus untuk menyelesaikan inti permasalahannya.

“Saat ini pemerintah malah sibuk menyalahkan kondisi eksternal, seolah menghilangkan sentimen perekonomian internal yang juga sangat mempengaruhi anjloknya nilai rupiah. Sebut saja neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit, kemudian kinerja perdagangan yang kurang optimal yang juga penyebab defisit perdagangan Indonesia, atau masalah kepemilikan asing di surat berharga negara yang dinilai cukup besar,” papar Azis Fauzul Adzim, Wakil Sekretaris Jenderal PB PII, Sabtu (8/9/2018) dalam siaran persnya.

Mahasiswa ekonomi UIN Ciputat asal Banten ini menuturkan, dengan kondisi pemerintah yang terus menyalahkan kondisi eksternal, kian diragukan pemerintah dapat mengatasi musibah besar terpuruknya nilai rupiah ini.

Sekda ramadhan

“Memang ada beberapa pihak yang diuntungkan dengan melemahnya nilai rupiah ini. Tetapi itu hanya sementara dan bukan untuk kepentingan nasional,” imbuhnya.

Ia pun menegaskan, jika pemerintah tidak fokus dan masih bermain-main dengan musibah besar ini, apalagi hingga mengambil keuntungan pribadi dari keterpurukan ekonomi nasional, maka Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai pimpinan lembaga negara yang paling bertanggung jawab terhadap persoalan ini harus diganti.

“Saya kira masih banyak ekonom yang mampu menangani musibah ini di Indonesia, bukan hanya satu orang Sri Mulyani,” tegasnya.

“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kondisi ekonomi nasional akan membaik jika pemerintah serius dan fokus mengedepankan kepentingan nasional. Kalau Menkeu tidak sanggup mundur saja, biarkan yang mampu mengatasi hal ini,” tutupnya. (*/Admin)

Azis Fauzul Adzim, Wakil Sekretaris Jenderal PB Pelajar Islam Indonesia (PII) saat diterima silaturahmi dengan Presiden Jokowi / Dok

 

[socialpoll id=”2513964″]

Honda