SERANG – Keterbatasan sumberdaya manusia membuat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) kerepotan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga kontrol pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia.
Hal inilah yang mendasari Bawaslu menginsiasi gerakan ‘Bersama Rakyat Awasi Pemilu’, namun hal tersebut ternyata belum maksimal mengajak masyarakat untuk turut serta melakukan pengawasan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan partisipasi tersebut.
Salah satu langkah yang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi tersebut salah satunya dengan menggandeng insan pers, seperti yang dilakukan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Serang.
Keberadaan insan media di tengah kontestasi politik menjadi salah satu spion yang dipakai Panwaslu untuk melihat adanya pelanggaran, disamping itu juga upaya tersebut juga untuk meningkatkan keikutsertaan publik dalam menjamin Pemilu yang berkualitas.
“Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu, kami dari Bawaslu mengajak, hayu kita bersama-sama untuk terjun dan biasa menghadapi tahapan,” ujar Ketua Panwaslu Kabupaten Serang saat menggelar sosialisasi di Kota Serang, Kamis (24/5/2018).
Sementara itu anggota Bawaslu Banten, Nuryati Solapari mengatakan bahwa persentase masyarakat yang turut serta melakukan pengawasan sedikit sekali.
“Persentase sangat sedikit sekali partisipasi dari masyarakat,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Menurutnya masyarakat mesti berani dan melaporkan segala bentuk kecurangan atau pelanggaran di tahapan Pemilu Pileg dan Pilpres ini
“Masyarakat harus berani melakukan laporan,” ucapnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk proaktif dalam pengawasan dan pencegahan.
“Kalau Nemu pelanggaran jangan hanya difoto dan dilempar ke Medsos, paling cuma dapat komentar gak ngaruh,” pungkasnya. (*/Yosep)
