Proyek Galian Pipa Air Minum di JLS Cilegon Asal-asalan dan Banyak Dikeluhkan Warga

CILEGON – Proyek Pengembangan Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum WP1, WP2, WP4 Wilayah Kecamatan Cilegon, Citangkil dan Ciwandan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Cilegon yang berlokasi di sisi Kiri Jalan Lingkar Selatan (JLS) dalam teknis pekerjaan berupa kedalaman galian pipa diduga tidak sesuai spesifikasi.

Selain itu, dalam praktek pekerjaan galian yang terkesan asal-asalan juga dikeluhkan warga di sepanjang jalan tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh warga sekitar, Acep, yang mengeluhkan banyaknya material tanah galian dan pipa di badan JLS tanpa adanya rambu-rambu pekerjaan proyek.

“Ini proyek galian apa lagi, acak-acakan begitu, ada galian pipa dari Tanjakan Kepuh Denok sampai Deringo itu parah banget, ada banyak tanah galian dan pipa di jalan lagi, kan bisa bahaya ini,” ungkapnya kepada faktabanten.co.id, Selasa (4/12/2019).

Keluhan juga diutarakan oleh pemilik usaha yang enggan disebutkan namanya. Selain dirugikan selama pekerjaan berlangsung, pengurukan galian yang sudah ditutup juga ternyata amblas.

“Selama pekerjaan galian pembeli gak bisa masuk, lah ini pipa sudah dipasang tapi nguruknya asal gak madet, udah amblas begini. Masa sih pekerjaan pemerintah asal gitu,” keluhnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh operator excavator, Sahril, ketika ditemui wartawan di lokasi. Ia mengaku kerap kena marah warga saat melakukan galian dan penutupan bekas galian.

“Gak tahu mana mandornya, banyak yang marah-marah ke saya, apalagi pas ditinggalin sama mandor. Kedalaman galian gak tahu kang,” ujarnya.

Dari pantauan langsung di lokasi proyek, memang benar adanya terkait yang dikeluhkan warga tersebut. Pada beberapa titik pekerjaan tampak masih banyak lubang yang tidak ditutup atau diuruk kembali dengan benar.

Kartini dprd serang

Bahkan ada juga besi pengaman milik Dinas Perhubungan Cilegon di Tanjakan Kepuh Denok yang tergeletak begitu saja, tidak dipasang kembali oleh pelaksana.

Selain itu, pada titik tertentu, wartawan mendapati pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi. Dari informasi yang didapat, kedalaman galian seharusnya 170 centimeter dan lebar 40 centimeter. Namun aktualnya di lapangan beberapa pekerja sudah mau menurunkan pipa pada titik Kepuh Denok-Deringo, padahal kedalaman galain terlihat jelas hanya sekitar 100 centimeter saja, tidak sedalam di titik lainnya. Selain itu, banyak galian yang lebih lebar karena menggunakan alat berat excavator.

Saat ditanyakan, kenapa diturunkan dengan kedalaman galian yang tidak sesuai spek begitu, salah satu pekerja beralasan khawatir tanahnya ambruk. Namun ketika wartawan mengambil dokumentasi para pekerja tidak jadi menurunkan pipa.

“Yang ini kalau digali dalam tanahnya ambruk, mandornya gak ada kang,” kilahnya.

Mandor proyek yang bernama Rudi, mengatakan, pekerjaan galian dan penutupan dilakukan oleh perusahaan sub kontraktor CV Alas Roban Putra (ARP).

“Kalau pekerjaan galian dan penutupan kita yang kerjakan pak, kita dari alat berat saja CV ARP, kita bukan kontraktornya. Kontraktornya dari Serang, Pak Jamil,” ujarnya.

Saat disinggung soal pekerjaan penutupan yang masih terkesan asal-asalan dan dikeluhkan warga, Rudi berkilah karena belum dilakukan perapihan. Padahal ketika ditanyakan apakah itu merupakan pekerjaan menjadi dua kali, ia hanya tersenyum.

“Belum perapihan pak, ya nantilah, ini juga panjangnya masih satu kilo lagi ke arah Ciwandan,” ujarnya, beralasan.

Hingga saat ini pihak kontraktor pelaksana pekerjaan yang mendapatkan SPK dari Dinas Perkim belum bisa dikonfirmasi. Dan didapati di lokasi proyek juga tidak ada papan informasi proyek yang terpantau dipasang. Sehingga belum bisa diketahui berapa besar APBD Kota Cilegon yang digelontorkan untuk proyek tersebut. (*/Ilung)

Polda