Rutan Rangkasbitung Geber Persiapan Pondok Asimilasi

Sankyu

LEBAK – Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung terus menggeber persiapan sebagai lembaga pemasyarakatan berkategori Minimum dalam program revitalisasi pemasyarakatan. Hal ini terlihat dari sejumlah aktivitas di Pondok Asimilasi yang berlokasi di Jalan Bypass, Lampu Merah Sumurbuang Cibadak.

Kepala Rutan Rangkasbitung, Aliandra Harahap menyampaikan bahwa pihaknya serius mengimplementasikan diri sebagai Lapas Minimum dan menjadikan Pondok Asimilasi (Open Camp) sebagai prioritas program kerja dan target kerja keberhasilan dalam pembinaan Napi diluar Rutan/ Lapas. Rabu (12/6/2019).

“Kami punya potensi, lahan seluas 2,4 hektar dan ini selaras dengan harapan pimpinan dan tujuan undang-undang pemasyarakatan terutama program revitalisasi pemasyarakatan, maka kami buat cetak biru/masterplan dan milestone pengembangan pondok asimilasi yang akan dihuni oleh narapidana berkategori minimum, dalam menyongsong hal tersebut kita tidak tinggal diam, kami sudah buat tim perumus dan perancang serta pelaksana di lapangan, sebelumnya kita juga sudah bekerjasama dengan tim asessmen kanwil banten, sudah kita assesmen sebanyak 80 orang narapidana,”ujar Aliandra

“Setelah kemaren kami berhasil panen cabai rawit dan bawang merah, saat ini sedang ditanam budidaya cabai dan tanaman kacang, kami juga sedang membuka infrastruktur jalan guna memudahkan pengawasan. Sebagai rumah singgah, rumah dinas saat ini sedang kami perbaiki dengan seadanya, untuk kami jadikan rumah singgah kedepan, kedepan tidak hanya perkebunan dan pertanian, akan ada peternakan dan pembinaan kemandirian lainnya. pokoknya kami lakukan sesuai masterplan sebagai lapas minimum,” urai Aliandra.

Sekda ramadhan

Lebih lanjut Karutan menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dan penjajakan dengan pihak RSCM Jakarta, Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan pihak swasta lainnya dalam mendukung program tersebut.

“Kami siapkan proposal kerjasama dengan RSCM, Alhamdulillah kami tinggal menunggu jadwal pelaksanaan assesmen dari Tim Psikiater RSCM Jakarta yang akan melakukan layanan asessmen jiwa dan mental terhadap narapidana sebelum ditempatkan di lapas minimum, kemudian untuk infrastruktur lainnya, kami terus dan akan berkomunikasi dengan pihak swasta dan pemerintah daerah untuk bersama-sama dalam membangun tempat pembinaan bagi narapidana dan menjadikan narapidana lebih produktif sesuai dengan konsep lapas minimum,” harap Aliandra.

Hal yang sama diamini pembina kegiatan Pondok Asimilasi, Ruli Rusandi bahwa Ia dan jajaran siap mengembangkan pondok asimilasi dan menjadikan rumah pembinaan kedua di luar Rutan/ Lapas.

“Insya allah ini sudah on the track dan prinsipnya kami bangga apabila kedepannya pondok asimilasi dapat menampung dan menjadi media lebih banyak narapidana yang melakukan pembinaan disini,” pungkas Ruli. (*/Sandi)

Honda