CILEGON – Belasan aktivis yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan Masyarakat Cilegon (PPMC) menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang DPRD Cilegon, Senin (7/5/2018).
Aksi ini merupakan aspirasi para aktivis pra kedatangan Presiden Jokowi ke Kota Cilegon, yang dijadwalkan pada tanggal 11 Mei 2018 mendatang.
Meski dengan massa sedikit, namun semangat para aktivis ini terlihat tetap menggebu dalam aksinya. Terlihat dengan dikibarkannya bendera merah putih berukuran besar, dan kompaknya massa aksi menggunakan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden.
Diakui para aktivis, aksi kali ini merupakan bentuk aspirasi yang disampaikan, menyikapi kepemimpinan Jokowi jelang Pilpres 2019 ini.
Koordinator Aksi, Isbatullah Alibasja dalam orasinya mengatakan bahwa selama kepemimpinannya, Jokowi-JK dianggap gagal dan janji-janji politiknya banyak yang tidak dipenuhi.
“Dengan modal kritik ini semoga pemimpin pusat bisa menerima dan terketuk hatinya. Karena 5 tahun evaluasi kepemimpinan Jokowi banyak yang gagal dan salah jika 2019 tidak ganti presiden,” ungkapnya.
Salah satu kegagalan di era kepemimpinan mantan Walikota Solo tersebut menurut pendemo adalah dicabutnya banyak subsidi.
“Rakyat dibebani dengan dicabutnya subsidi, seperti gas naik, bbm naik, Tol naik dan semuanya naik bahan pokok ikut naik. Negara kita akhir-akhir ini lebih banyak memprioritaskan si kaya daripada yang miskin,” ujarnya.
“Suara kita yang sedikit ini insha Allah akan didengar sampai ke Istana. Ini ada bagian rakyat kecil yang menyampaikan suaranya kritik sosial demi memperbaiki bangsa ini,” pungkasnya.
Sementara itu masa aksi lainnya Mulyadi Sanusi, meminta Jokowi untuk mencabut Perpres Nomor 20 tahun 2018 yang mempermudah tenaga kerja asing.
“Semoga kritik ini tembus ke Istana dan bisa menganulir kebijakan Kepres Nomor 20 tahun 2018 tentang ketenagakerjaan. Kami akan lanjut pada tanggal 11 nanti untuk terus menuntut kepada Presiden Joko Widodo selama ini hanya janji-janji politik semata,” pungkasnya. (*/Asep-Tolet)