CILEGON – Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten Tatang Tarmizi, mengaku kecewa dengan adanya keputusan yang mencopotnya sebagai Sekretaris Panitia OC Musyawarah Kota (Mukota) Kadin Cilegon.
Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Itang ini, keputusan penggantian dirinya tersebut berdasarkan atas intervensi dan tudingan sinis dari kubu kepengurusan dan kepanitiaan Mukota yang dibentuk Sahruji.
“Saya sejak awal berdiri di tengah dan berusaha tidak terseret kepentingan kedua kubu. Tapi ternyata integritas pribadi dan martabat saya diserang, saya dituding tidak netral oleh kubu itu (Sahruji-red), dalam hitungan singkat pengangkatan saya dirubah lagi. Sebagai prajurit atau pengurus Kadin saya harus menerima keputusan ini, tapi sebagai manusia saya mengaku kecewa dan berhak saya bicara dan mengklarifikasi hal ini,” ujar Itang, dalam konferensi pers usai Pertemuan Forum Silaturahmi Pengusaha Cilegon di Shappire Resto The Royale Krakatau Hotel, Selasa (12/11/2019).
Itang mengungkapkan, atas apa yang terjadi pada dirinya tersebut menyebabkan sejumlah pihak kecewa, dan akan menambah polemik berkepanjangan terkait Kadin Cilegon ini.
“Pergantian saya yang hanya hitungan hari oleh Kadin Banten, dengan alasan yang telah menyerang integritas pribadi dan martabat saya, ini membuat keluarga, kolega dan anggota di Laskar Merah Putih sangat kecewa dan marah. Mereka merasa pimpinannya diperlakukan tidak adil, makanya seluruh pasukan Laskar Merah Putih di Provinsi Banten dalam 3 hari kedepan jangan salahkan kalau mereka akan menggeruduk Kadin Banten,” ungkapnya.
“Sebagai pengurus Kadin Banten saya menerima keputusan ini, tapi perlu diketahui juga bahwa saya adalah Ketua Markas Cabang Laskar Merah Putih Kota Cilegon, dimana anggota dan pasukan LMP di Provinsi Banten merasa harus membela dan menjaga martabat pimpinannya atas masalah ini. Jadi kalau dalam beberapa hari kedepan pasukan LMP se Banten bergerak, tentu ini dampak atas keputusan tersebut yang terbukti ternyata hanya menambah persoalan terkait polemik Kadin Cilegon ini,” tegas Itang.
Dalam kesempatan tersebut, Itang menjelaskan bahwa perilaku curang dan tidak objektif telah dilakukan oleh panitia dari kubu Sahruji sejak awal.
Dia menilai, kepengurusan Kadin Cilegon di bawah kepemimpinan Sahruji sudah tidak sehat dalam menjalankan mekanisme organisasi, karenanya muncul gejolak di dalamnya, salah satunya mosi tidak percaya dibuat oleh para pengurus yang bergulir sejak tahun lalu.
“Saya katakan yang tidak jujur itu mereka (panitia kubu Sahruji). Saya ini ditolak bukan karena tidak netral, tapi sebagai pengurus Kadin Banten saya tahu langkah kecurangan mereka, saya bisa membuktikan itu semua,” ujarnya.
CEO PT Ideliar Multi Kreasi ini mengaku berusaha meluruskan keadaan, agar organisasi berjalan sesuai aturan.
“Makanya sejak saya diumumkan jadi sekretaris panitia, saya langsung sampaikan bahwa seluruh proses Mukota Kadin Cilegon harus diulang. Dan saya ketika ditunjuk diberi amanah, ini harus bernafaskan kebaikan dan meluruskan kesalahan yang terjadi. Makanya saya tidak mau melanjutkan dan ikut-ikutan dengan permainan yang ada, karena saya ingin semuanya mendapat keadilan, dan organisasi dijalankan objektif sesuai aturan,” jelas Itang.
Dijelaskan juga beberapa hal terkait keputusan organisasi Kadin Cilegon yang dipimpin Sahruji, tidak sesuai dengan ketentuan.
“Kita mulai minimal dari hasil rekomendasi Rapimkot Kadin Cilegon, banyak kejanggalan. Pertama, pengajuan waktu pelaksanaan Mukota tidak sesuai rekomendasi Rapimkot. Kedua, Rapimkot yang tidak melibatkan dan mengundang seluruh pengurus itu, ternyata menghasilkan rekomendasi mencalonkan kembali Haji Sahruji. Mana dibenarkan rekomendasi organisasi seperti ini? Setelah itu baru dibentuk kepanitiaan. Jadi jelas siapa yang tidak netral, dibentuk panitia, padahal mereka itu tim sukses,” tandasnya.
Itang mengaku harus mengungkapkan kejanggalan-kejanggalan tersebut, sebagai jawaban atas intervensi dan serangan dari kubu Sahruji terhadap integritas dirinya. Dia juga mengaku siap menerima konsekuensi jika setelah mengungkap kecurangan tersebut, bisa berdampak pada pencopotan jabatannya di Kadin Banten.
Keprihatinan atas polemik yang terjadi di Kadin Cilegon juga turut mendapatkan perhatian dari Alawi Mahmud, salah satu Pengurus Kadin Indonesia.
“Saya selaku pengurus Kadin Indonesia, melihat kemelut yang dihadapi oleh Kadin Kota Cilegon dan Kadin Banten membuat saya prihatin. Sangat prihatin melihat perkembangan Kadin Banten, terutama Cilegon, yang kebetulan saya terlanjur tahu apa yang terjadi di dalamnya,” ujar Alawi pada acara yang sama.
Dikatakan Alawi, kepengurusan Kadin Cilegon di bawah kepemimpinan Sahruji hingga jelang berakhir kepemimpinannya, tidak berhasil menciptakan kondusifitas organisasi.
“Saya melihat organisasi sebesar Kadin dipermainkan, kemudian sebagai alur organisasi manapun, termasuk Kadin, ketika SK kepengurusannnya habis, maka berakhirlah kepengurusan itu, tidak mempunyai hak apapun terhadap organisasi itu,” ujar Alawi.
“Kemudian ketika sudah habis masa jabatannya, kosong kan dong sekretariatnya, kemudian diisi oleh pelaksana tugas yang ditetapkan Plt Banten, tapi kenapa ini tidak dilakukan,” paparnya.
Alawi juga berharap Kadin Banten segera mengambil alih secara total, dan menarik semua tahapan Mukota Kadin Cilegon ke Kadin Banten, agar semuanya bisa menerima dan menjaga kondusifitas.
“Tugasnya berkewajiban menghantarkan Mukota sampai dengan selesai nanti. Ini yang benar,” ujarnya.
“Kepanitiaan pertama dibentuk, oke saat itu SK-nya belum habis dan kemudian kan diganti. Yang benar adalah panitia penggantinya ini bekerja dari nol lagi, tidak harus melaksanakan program-program yang telah disusun oleh panitia yang sudah tidak sah itu, ini yang benar. Kalau itu dipaksakan melanjutkan program yang telah disusun panitia sebelumnya, pertanyaannya ada apa?” tanya mantan Ketua Kadin Kota Cilegon ini.
Alawi juga menginginkan, polemik yang terjadi di tubuh Kadin Cilegon ini, selayaknya juga mendapatkan perhatian dari Pemkot Cilegon.
“Namun saat ini pemerintah daerah diam seribu bahasa, ada apa sesungguhnya. Kalau saya walikotanya sudah saya undang kedua calonnya, baik itu Sahruji maupun Abah Salim, saya tanya ada apa kalian? Lalu apa solusinya, seperti ini seharusnya,” imbuhnya.
Diketahui puluhan pengusaha berkumpul dalam forum tersebut di Royale Krakatau Hotel, diantaranya tokoh pengusaha senior Haji Muhit Sahal, Haji Hamid, dan juga Haji Nawawi Sahim. (*/Ilung)