CILEGON – Nelayan Tanjung Peni yang berpangkalan di Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, mengaku saat ini kegiatan mereka makin terancam, terutama untuk akses menuju pangkalan.
Pasalnya, saat ini tanah yang menjadi jalan para nelayan menuju pantai Tanjung Peni sudah dikuasai oleh PT Lotte Chemical Indonesia, dan kemungkinan awal 2018 ini akan dibangun pabrik.
Dalam plang milik Lotte di dekat pangkalan tertulis “Dilarang Mendirikan Bangunan. Dilarang Bercocok Tanam dan Dilarang dan Dilarang Menimbun/Membuang Sampah di Tanah Ini”.
Nelayan mengkhawatirkan, kedepan akses ini ditutup dan nelayan tidak bisa melaut lagi.
Pangkalan nelayan yang berdomisili di sekitaran Ciwandan dan Citangkil sering mengalami kepindahan pangkalan.
Pangkalan ini pindah sekitar tahun1970-an. Dipindahkan ke Karang Ketuk tahun 1980-an pindah lagi kali baru 1990-an dan pindah lagi ke Tanjung Peni 2009.
Perpindahan nelayan ini dikarenakan kepentingan pembangunan industri di sekitar pesisir yang sangat marak di Kota Cilegon.
Saat ini, kemungkinan akan pindah kembali lantaran akses jalan dimiliki oleh pemodal dan pangkalan akan diprivatisasi.
Menurut keterangan Jasmani, Ketua Rukun Nelayan Tanjung Peni mengatakan, para nelayan di Tanjung Peni kerap diintimidasi saat mancing oleh pihak perusahaan yang memiliki kepentingan.
“Ini lama-lama profesi kami ini dimatikan. Nenek moyang orang Cilegon ini Nelayan. Terus kami mau makan apalagi kalau nggak melaut,” ungkap Jasmani dengan nasa kesal, Kamis (15/2/2018).
Selain itu, hasil pancingan mengalami penurunan yang drastis akibat aktivitas pabrik di pesisir yang massif.
“Dulu nyari ikan sekilo itu gampang banget. Sekarang nyari sekilo aja harus sampai ke Pulau Sangiang,” imbuh Jasmani.
Senada dikatakan Jasmani. Adi Gusti seorang Nelayan Tanjung Peni juga mengatakan yang sama. Ia pernah diundang sosialisasi terkait pendirian PT Lotte di Mangkuputra pada 2016.
“Pernah membahas terkait pendirian pabrik tersebut. Namun, belum ada kepastian hingga saat ini apakah akan ada akses jalan untuk para nelayan Tanjung Peni,” ujar Adi. (*/Cholis)