CILEGON – Masturoh (40) Pedagang ikan basah emprakan yang berjualan di depan UPTD Pasar Tradisional Kranggot mengaku omzetnya menurun semenjak mewabahnya covid-19, turunnya sangat drastis yakni hampir 70 persen.
“Dagang Kerok, ore dagang kerok, Kang,” ujarnya dengan dialek Jawa Serang Saat ditemui Fakta Banten, Selasa (14/4/2020).
Biasanya lanjut Masturoh, sebelum mewabahnya covid – 19, jualanya selalu habis, bahkan habisnya hanya beberapa jam saja, tidak menunggu waktu lama.
“Keprimen yah, kang, sedurunge wabah corona santer, jualan saya terjual hanya beberapa jam saja, saiki mah boro – boro bawa iwak 50 kilo aja masih wakeh, lake pembeli yang nongol,”katanya menggerutu.
Kalau terus – terusan seperti ini lanjut Masturoh bisa bahaya, bisa nggak makan orang rumah.
“Puguh saya jualan untuk menopang ekonomi keluarga, ari masih mengkenen iki bisa gandol kang,“katanya.
Senada juga dikatakan penjual ikan emprakan lainya Mastuah (52), semenjak mewabahnya virus corona jualan tidak laku padahal ia membuka dagangnya dari jam 04.00 Wib pagi.
“Semenjak pemberlakuan waktu pembatasan berjualan dari jam 00.00 sampai dengan jam 14.00 Wib pendapatan saya ambruk, dari biasanya jam 07.00 Wib sudah pulang, sekarang mah boro – boro,“ujarnya sambil menunjuk jualannya yang masih banyak padahal waktu sudah menunjukan jam 16.00 Wib.
Terus terang Kang, lanjut Mastuah, seharusnya pihak UPTD Pasar Kranggot memberikan kelonggaran dengan tidak menarik retribusi atau menggratiskan.
“Dengan sepinya para pembeli seharusnya pihak UPTD Pasar mengerti akan kondisi dengan menghentikan retribusi atau menggratiskan, walaupun yang di pinta hanya kecil, kalau lagi nggak ada mau bayar pake apa, nanti kalau ramai pembeli mah enggak jadi masalah ditagih juga,”katanya. (*/Red)