Arkeolog Senior: Banten Kota Peradaban Terkenal di Asia

Dari sisi arkeolog kata dia, Banten Girang merupakan kota berbenteng yang terbuat dari tanah, mereka juga membuat parit-parit di sekitarnya.

Pihaknya juga pernah melakukan penggalian di tempat-tempat parit yang ada Banten girang, dan menemukan temuan berupa piring-piring yang terbuat dari abad 12 dan 13, bahkan abad 9. Terdapat juga makam-makam kuno di Banten Girang yang dianggap kramat, yang menjadi bukti yang bisa ditemukan di Banten Girang,

“Ada juga kita temukan manik-manik yang berasal dari India, jadi Banten Girang sudah terkait dengan hubungan Internasional yang cukup luas kala itu, bagaimana hubungannya dengan Cina, India sudah terjalin melalui perdagangan,” tutur Sonny.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten Rusmeijani Setyorini menambahkan, Situs Banten Girang dahulu merupakan sebuah kota dari Kerajaan Banten Girang/Sunda yang diperkirakan sudah berdiri pada abad 9.

Pada awal Abad 16 yang berkuasa di Banten adalah Prabu Pucuk Umun dengan pusat pemerintahan di Banten Girang, sedangkan Banten Ilir (Banten Lama saat ini) hanya digunakan sebagai pelabuhan.

“Sejarah Banten, berkisahkan tentang perjalanan Sunan Gunung Jati dan puteranya, Hasanuddin ke pedalaman atau Banten Girang, mereka juga mengunjungi Gunung Pulosari yang saat itu merupakan tempat kramat bagi kerajaan. Di sana, Sunan Gunung Jati menjadi pemimpin agama masyarakat setempat yang masuk Islam. Baru setelah itu Sunan Gunung Jati dan putranya Hasanudin menaklukkan Banten Girang secara militer,” kata Rini.

Situs Banten Girang merupakan Situs pemukiman atau perkotaan berdasarkan struktur pertahanan yang berbentuk parit dan dinding tanah dengan pola yang tidak teratur.

“Jadi dalam Babad Banten diceritakan penaklukan seluruh wilayah Banten
oleh bala tentara Islam sebagai perebutan kota Banten Girang,” pungkas Rini. (***)

AdvertorialArkeolog seniorBalai museum BantenSonny Chr Wibisono
Comments (0)
Add Comment