CILEGON– Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Banten kembali menggelar kegiatan periodik Dialog Ramadhan 1446 di Kota Cilegon, Kamis (20/3/2025).
kegiatan tersebut menjadi ajang silaturahmi dan diskusi antar pemangku kepentingan di bidang ekonomi syariah.
“Ya ini sih kegiatan yang periodik yang dilakukan masyarakat ekonomi syariah, Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh individu, tetapi juga organisasi-organisasi yang bergerak di bidang ekonomi syariah di Provinsi Banten,” ujar Ketua MES Banten, Agus Nizar Vidiansya.
Dialog ini digelar untuk berdiskusi berkaitan dengan persoalan ekonomi regional untuk nantinya memberikan masukan kepada pemerintah melalui Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Banten.
“Jadi kalau masyarakat ekonomi syariah itu lebih ke society, jadi selain pribadi-pribadi, organisasi-organisasi ekonomi syariah Provinsi Banten itu saling bertukar pikiran,”imbuhnya.
Selain itu, diskusi yang berlangsung dalam kegiatan tersebut juga membahas berbagai isu aktual, termasuk kondisi ekonomi di Banten, tren inflasi, serta tantangan dan peluang dalam pengembangan ekonomi syariah.
“Biasanya memang selalu ada isu-isu menarik yang dibahas mengenai kondisi ekonomi di banten, inflasi dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Salah satu poin penting yang diungkap dalam kegiatan ini adalah hasil data literasi dan inklusi keuangan syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan data dari OJK, tingkat literasi keuangan syariah di Banten saat ini baru mencapai 11 persen, meskipun sudah melampaui rata-rata nasional. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah tercatat sebesar 17 persen.
“Tadi kita liat data dari OJK ini, literasi syariah di Banten itu masih 11 persen. Walaupun itu sudah diatas rata-rata nasional, inklusinya masih 17 persen,” ujarnya.
Pihak MES Banten berharap, dengan diseminasi informasi dan kegiatan edukasi yang masif, pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam ekonomi syariah dapat terus meningkat.
“Mudah-mudahan setelah kita sebarkan, ekonomi syariah ini bisa meningkat, karena bagaimanapun komponen syariah itu begitu signifikan buat mendukung ekonomi nasional,” tegas Ketua MES Banten.
Kegiatan MES Banten ini berlangsung di tengah kondisi ekonomi nasional yang penuh dinamika. Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas inflasi yang cenderung meningkat akibat harga pangan dan energi global. Di sisi lain, pasar modal Indonesia melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan yang tidak baik cenderung anjlok dibawah rata-rata asia tenggara sehingga diberlakukan trading halt di beberapa hari yang lalu.
Menanggapi hal tersebut, dalam diskusi Pembina MES Banten, Embay Mulya Syarif mengajak forum untuk melakukan langkah dan strategi yang jitu agar laju inflasi tidak terlalu tinggi, menurut Embay yang juga Ketua Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PB-MA) berhemat dan menahan nafsu bisa menghambat pertumbuhan inflasi yang berlebihan.
“Kita jangan menuruti nafsu, biasanya kalau puasa seperti ini, orang lebih banyak di jalan di pasar daripada di masjid, kalau belanjanya tidak terlalu tinggi, laju inflasi juga bisa lebih dikendalikan,”ungkap Embay.
Ekonomi syariah saat ini masih belum menjadi tren di masyarakat sehingga perlu terus di dorong agar ekonomi secara global bisa terbantu dan aspek keumatan masih tetap terjaga.
“Ini yang harus kita jaga, saat ini kita sulit membedakan yang halal dan yang haram, ekonomi syariah ini yang nanti akan menjadi sehingga tidak mencampur adukan dua hal itu,” pungkasnya.(*/Yosep)