Warga Serang Meninggal Dunia Diduga Akibat Penyakit Difteri

SERANG – Penyakit Difteri yang sempat ramai dan menjadi buah bibir di beberapa daerah juga termasuk di Banten, kali ini kembali menimpa masyarakat di Kabupaten Serang hingga meninggal dunia.

Seorang perempuan di Kabupaten Serang sekitar dua hari yang lalu meninggal dunia, dan divonis terkena difteri.

Penyakit difteri adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi pada selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menginfeksi bernama Corynebacterium diphtheriae. Umumnya penyakit difteri diawali dengan rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening.

Dikatakan salah satu keluarga almarhumah, Lalan, bahwa sebelumnya almarhumah tinggal bersama suaminya di rumah kontrakan di Kampung Gorda Desa Nambo Ilir, Kecamatan Kibin. Saat sakit, pada tanggal 8 Juli 2018 beliau dipindahkan ke rumah mertuanya, kemudian pada 13 Juli, pasien dibawa ke Puskesmas Cikeusal dan dirawat inap selama satu hari.

“Sabtu 14 Juli Almarhumah dirujuk ke RSUD Drajat Serang dan dirawat hingga delapan hari, saat cek out dari RSUD Serang 21 Juli kondisi almarhumah alhamdulilah membaik,” ceritanya.

Lebih lanjut, kata Lalan, pada Sabtu 28 Juli, berikutnya Almarhumah kembali dirawat di Puskesmas Cikeusal dan menghembuskan nafas terakhirnya, meski demikian pihaknya bersyukur karena mendapatkan pelayanan yang bagus baik dari Puskesmas ataupun RSUD dr. Drajat Prawira Negara.

Ia menduga, korban tersebut sudah terkena difteri dari sebelum berpindah ke rumah mertuanya namun tidak diketahui oleh pihak keluarga.

“Mengenai pelayanan pihak PKM Cikeusal dan RSUD alahamdulillah baik bahkan biaya perawatan dibantu oleh Dinkes Kabupaten Serang. Kemungkinan almarhum terindikasi pada saat tinggal di Gorda,” katanya

Karena difteri sangat mudah menular dari seorang, Lalan berharap, masyarakat segera melakukan tindakan jika mengalami gejala-gejala yang seperti akan terkena difteri.

“Harapan saya, mudah-mudahan dengan kejadian ini menjadi perhatian kita semua. Khusunya masyarakat agar selalu waspada dan tanggap tatkala merasa atau menemukan hal serupa di kemudian hari segera lakukan tindakan semestinya,” imbuh Lalan kepada FaktaBanten.co.id, Senin (30/7/2018)

Diketahui dari informasi umum, penyakit difteri diawali dengan rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening. Gejala khas dari difteri adalah munculnya sebuah selaput berwarna putih keabuan disekitar bagian belakang tenggorokan. Selaput yang memiliki nama pseudomembran yang dapat berdarah jika dikelupas.

Dalam kondisi ini, penderita mungkin akan menyebabkan rasa sakit saat menelan. Pada beberapa kasus, gejala ini akan disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.

Salah satu media penularan bakteri ini adalah melalui udara, saat pengidap difteri batuk atau bersin. Selain itu, interaksi langsung dengan luka akibat difteri juga dapat menularkan virus.

Penyakit difteri termasuk salah satu penyakit yang mematikan sebab orang yang terkena penyakit ini akan terkena infeksi nasofaring yang membuatnya kesulitan bernapas bahkan bisa menyebabkan kematian. Karena difteri membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan dengan racun yang ia hasilkan, sehingga sel-sel tersebut mati.

Kumpulan sel mati ini kemudian membentuk lapisan abu-abu pada tenggorokan. Racun dari bakteri juga dapat menyebar ke aliran darah, sehingga menyebabkan jantung , ginjal dan sistem saraf menjadi rusak. (*/Dave)

DifteriMeninggal Dunia
Comments (0)
Add Comment