LEBAK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, memberlakukan status siaga bencana alam hingga Mei 2017 guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
“Pemberlakuan siaga bencana alam karena cuaca ekstrem berlanjut sampai Mei mendatang,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi, Jumat lalu (14/4/2017).
Potensi bencana banjir, longsor dan angin puting beliung, hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berpeluang terjadi. Peluang cuaca buruk itu terjadi sore atau malam hari dengan hujan lebat sehingga mengancam bencana alam.
BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan. Wilayah Kabupaten Lebak dipetakan sebagai daerah banjir, longsor dan angin puting beliung karena memiliki topografi perbukitan, pegunungan dan daerah aliran sungai (DAS).
Karena itu, pihaknya hingga kini memberlakukan siaga bencana selama 24 jam dengan melibatkan petugas bencana dan relawan inti.
Di samping itu, pihaknya menyiapkan peralatan evakuasi itu meliputi motor tempel, pelampung, perahu karet, dapur umum lapangan, kendaraan, senso, pompa sedot, tenda dan tambang. Kemudian, stok logistik dan obat-obatan dipastikan cukup untuk empat bulan ke depan karena puluhan ton beras melimpah di gudang BPBD.
BPBD juga menjalin koordinasi dengan instansi lain, seperti TNI, Polri, Dinas Bina Marga, PLN, Dinas Sosial, PDAM, PMI dan relawan.
“Kami dengan koordinasi itu dapat mengatasi pascabencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material yang besar,” kata Kaprawi.
Sementara itu, sejumlah warga Rangkasbitung mewaspadai banjir, angin kencang dan sambaran petir karena cuaca buruk dengan disertai hujan deras dan angin kencang.
“Kami memberlakukan siaga jika hujan deras karena khawatir menimbulkan banjir dan longsor,” kata Sarman (45), warga Kelurahan Rangkasbitung Timur yang rumahnya hanya beberapa meter dari Sungai Ciujung. (*)
Sumber: Okezone.com