LEBAK – Apa yang identik dengan santri terutama santri Kobong atau salafi selain pesantren, kitab dan peci? Bagi masyarakat sudah lumrah jika anak kobong diidentikkan dengan kebiasaan ‘ngeliwet’ atau memasak nasi dengan alat katel.
Terinspirasi dari hal tersebut, MTs Nurul Islam yang beralamat di Kampung Tapen, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, menggelar lomba liwetan ala Santri Salafy dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini.
Baca Juga : Gelar Upacara dan Lomba, MTs Raudhatul Aulad Lebak Rayakan Hari Santri
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Mekarjaya, Irawan Suseno, mengajak Madrasah untuk bisa lebih berkreatif, inovatif dan bermasyarakat, agar bisa bersaing dengan sekolah setingkatnya.
“Penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan jaman, tapi haruslah kita tetap berpegang pada adab dan kebiasaan baik yang diajarkan Islam,” ujarnya, Senin (24/10/2017).
Sementara itu, Kepala Madrasah MTs Nurul Islam, Aang Fahrul mengatakan, kegiatan seperti ini sangat bagus untuk siswa.
“Dikarenakan, siswa di zaman Millenium sekarang ini perlu adanya penerapan dasar akhlak mulia dan konsep-konsep santri, agar mereka bisa mengimbangi zaman dengan perilaku dan dasar religius yang kental,” ujar Aang saat upacara peringatan hari Santri Nasional.
Aang juga menambahkan dengan diadakannya lomba masak nasi liwet ala santri salafy ini adalah bagian dari upaya mendidik siswa agar mandiri dan mampu membantu para orangtuanya di rumah.
“Kekompakan dan keseriusan dalam menyajikan nasi liwet siswa dituntut untuk kreatif dan kerja keras, agar para siswa bisa saling bekerjasama,” Senin (23/10/2017), ungkapnya.
Ia pun berharap, agar di tahun yang akan datang acara ini bisa dilaksanakan kembali dengan sangat meriah lagi dibandingkan tahun ini. (*/Sandi)