ANYER – Adanya proyek perbaikan atau betonisasi jalan raya di Kawasan Wisata Anyer tepatnya di depan Villa Nuansa Bali sampai Hotel Marbella, menyebabkan arus lalu-lintas wisatawan menjadi tersendat.
Sejak pagi tadi hingga Minggu (23/4/2017) siang ini, kemacetan nampak sudah mengular hingga sepanjang 5 Kilometer.
Pantauan Fakta Banten di lokasi, kemacetan yang terjadi disebabkan oleh sistem buka tutup pada jalur yang dilakukan oleh pekerja lapangan. Sementara panjang kendaraan dari arah Cilegon menuju Anyer yang mengular siang ini terlihat mulai dari titik proyek betonisasi di Villa Nuansa Bali Desa Bandulu, hingga mencapai depan SMPN 1 Anyer di daerah Gudang Areng, Desa Anyer.
Seorang wisatawan asal Jakarta yang tengah kendaraannya terjebak macet, menyayangkan minimnya informasi terkait kegiatan proyek perbaikan jalan tersebut kepada wisatawan.
“Iya saya kesal sekali berangkat pagi-pagi biar lancar niatnya, sampe di Anyer eh malah macet, sudah satu jam ini di kawasan Anyer aja belum sampe-sampe pantai,” ujar Mukhtar yang mengaku hendak ke Pantai Pasir Putih, Cinangka.
Sementara menurut Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Banten (MTB), Ika Fathullah, seharusnya informasi mengenai perbaikan jalan di kawasan wisata ini sudah disampaikan saat keluar pintu tol.
“Seharusnya pemerintah dan PHRI bisa bekerjasama dengan pengelola jalan tol, misalnya setiap wisatawan yang keluar gerbang tol diberikan informasi kondisi wilayah kawasan wisata,” ujar Ika.
Dikatakan pemuda yang menetap di Anyer ini, informasi kondisi terkini kawasan wisata sangatlah penting untuk pelayanan yang baik, agar para wisatawan bisa mencari jalan alternatif jika terjadi kemacetan.
“Pariwisata itu kan jasa pelayanan yang terbaik, kalau seperti ini wisatawan tentu kecewa. Harus berlama-lama macet di jalan, tentu tidak sesuai ekspektasi mereka,” tegas Ika, seraya juga berharap pemerintah serius menyediakan infrastruktur yang baik dan berkwalitas jangka panjang di kawasan wisata untuk pelayanan terbaik.
“Pantai-pantai di Banten dan Anyer ini potensi besar pariwisata, harusnya infrastruktur itu bukan dianggap beban oleh pemerintah, tapi investasi jangka panjang,” pungkasnya. (*)