PII Banten Menilai, Maraknya Aksi Bullying Akibat Contoh Buruk Acara Televisi

Sankyu

SERANG – Baru-baru ini masalah perundungan atau bullying yang dilakukan generasi muda kembali mencuat.

Hal ini kembali menjadi perhatian publik setelah beredarnya video siswa SMP melakukan aksi bully terhadap siswi SD di Thamrin City, serta tindakan bully yang diterima oleh seorang mahasiswa berkebutuhan khusus oleh mahasiswa Gunadarma, Depok.

Koordinator Departemen Pembinaan Pelajar Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Banten, Rifano Fajri menilai bahwa aksi bullying yang terjadi selama ini akibat peran pemeritah yang tidak serius dalam melakukan pencegahan dan pembinaan moral generasi muda.

“Ini (kasus bullying) terus berulang. Kasus terjadi, kemudian pelaku dikasih sanksi, terjadi lagi, sanksi lagi. Sama halnya kayak nanganin kebakaran. Hanya memadamkan sejenak, tidak ada upaya pencegahan serius,” kata Rifano.

Sekda ramadhan

Rifano mengaku prihatin akan lemahnya kebijakan dan minimnya contoh positif dari pemerintah saat ini. Di satu sisi mengungkapkan bagaimana seriusnya menghadirkan pendidikan karakter, namun di sisi lain terus mencontohkan dan membiarkan hal-hal yang merusak karakter anak bangsa semakin marak dipertontonkan.

“Siswa itu ya hanya akan melakukan hal-hal yang sudah biasa dalam pandangannya. Kalau sekarang di televisi itu masih marak acara-acara yang mencontohkan aksi-aksi bully dengan bebasnya, ya begitulah apa yang akan dipraktekan di sekolah. Hal yang sangat buruk sekali pun jika dipertontokan setiap waktu dengan bebas dan bangganya, maka itu akan menjadi hal yang sangat biasa terjadi, atau bahkan menjadi seperti hal yang baik. Ya begitu juga tindak korupsi atau hal kriminal lainnya,” tegas Rifano.

PII mencatat banyak acara televisi, seperti sinetron dan reality show lawakan yang berisi konten negatif dan merusak moralitas.

Rifano menyarankan pemerintah serius dalam mencegah kasus bullying ini. Bekerjasama dengan pihak lain untuk benar-benar melakukan pencegahan terkait hal ini.

“Aturan diperketat, media difilter dengan tegas, pemerintah menjadi inisiator serta tauladan dalam membentuk masyarakat yang beradab,” tegas Rifano. (*)

Honda