Penjelasan Facebook Soal Setengah Miliar Data Pengguna Bocor
JAKARTA – Facebook membantah ada kebocoran data pribadi milik setengah miliar pengguna media sosial itu.
Juru bicara Facebook mengatakan berita kebocoran tersebut adalah data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019.
“Kami menemukan dan berhasil memperbaiki persoalan ini pada Agustus 2019,” ujar juru bicara Facebook.
Sebelumnya, data pengguna Facebook dilaporkan bocor pada tahun 2019. Tidak tangung-tanggung, jumlah data pribadi yang bocor ke tangan peretas mencapai 500 juta data atau sekitar setengah miliar.
Berdasarkan data Statista, pengguna Facebook pada 2020 mencapai 2,7 miliar. Berarti data pengguna yang bocor ini sekitar seperlima dari total pengguna media sosial itu.
Data yang dicuri terbilang penting bagi pengguna. Dalam forum peretas, data yang bocor termasuk alamat email dan nomor telepon pemilik akun.
Kepala teknologi firma intelijen kejahatan siber Hudson Rock, Alon Gal mengatakan jumlah keseluruhan data mencapai 533.000.000 data. Data itu pun disebar gratis dalam forum-forum peretas.
“Artinya, jika Anda memiliki akun Facebook, ini pastinya nomor telepon yang digunakan sudah bocor,” ujar Gal lewat akun Twitter-nya, Sabtu (3/4/2021).
Gal merinci setidaknya 32 juta data yang bocor berasal dari akun pengguna Amerika Serikat. Selain itu, 20 juta akun asal Prancis juga terdampak kebocoran Facebook tersebut.
“Oknum-oknum jahat tentu akan menggunakan informasi [data pribadi yang bocor] untuk rekayasa sosial, scamming, hacking hingga marketing,” ujar Gal.
Melansir AFP, kasus ini bukanlah kali pertama skandal kebocoran data yang terjadi di media sosial terbesar di dunia tersebut. Pada 2016 silam, sebuah skandal Cambridge Analytica mencuat soal penggunaan data pribadi jutaan pengguna Facebook untuk target iklan politik. (*/CNN)