Penerima Beasiswa Full Sarjana Tak Merata, Walikota Cilegon Sebut Pihak Sekolah Jadi Faktor Utama
CILEGON – Pemerintah Kota Cilegon sejak tahun 2021 telah merealisasikan Program Beasiswa Full Sarjana hingga sampai saat ini.
Disampaikan oleh Helldy Agustian Walikota Cilegon, Rabu (31/05/2023), sebanyak 523 warga Kota Cilegon menerima Beasiswa Full Sarjana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon sendiri.
“Karena itu masih awal, jadi masih masa-masa percobaan maka dari itu hanya 523 orang, target kita 1.000 orang per tahun,” kata Helldy saat Konferensi Pers bersama awak media.
Sedangkan pada tahun 2022, penerima beasiswa ini naik di angka 1.208 orang yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi bagi calon penerima manfaat Beasiswa Full Sarjana dari Pemkot Cilegon yakni lulusan SLTA sederajat tahun 2020 ke atas, bertempat tinggal selama 5 tahun di Kota Cilegon, dari kalangan keluarga kurang mampu atau dari keluarga mampu namun berprestasi, serta harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di semester 1 tidak kurang dari nilai 3.00.
Pemerintah Kota Cilegon sendiri telah menyiapkan anggaran sebesar Rp120 Milyar untuk pengadaan program Beasiswa Full Sarjana ini.
“Jadi ini bukan untuk semua orang Cilegon, gak ke cover kalau semuanya menerima. Karena kita hanya menganggarkan untuk 5.000 orang dikali 8 semester dengan tiap semesternya 3 juta rupiah, Rp120 Milyar kita anggarkan untuk generasi emas tahun 2045,” jelas Helldy.
Maka dari itu, penerima beasiswa full sarjana ini tidak merata di tiap RT atau kelurahan di Kota Cilegon.
Seperti yang disampaikan oleh salah satu RT di Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, ada beberapa warganya yang mengusulkan beasiswa tersebut namun gagal memperolehnya.
“Disini ada yang daftar, tapi gak dapet-dapet itu, gak merata atau gimana ya pembagiannya,” kata RT yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Menanggapi hal tersebut Helldy menekankan bahwa tidak ada kuota penerima beasiswa full sarjana di tiap RT ataupun kelurahan, hal itu tergantung bagaimana pihak sekolahan yang mendorong anak muridnya untuk mendapat beasiswa tersebut.
“Gak, kita tidak bermain seperti itu, tugas RT, RW, Kelurahan mengingatkan, tapi sosialisasi ini sebetulnya masuk ke SMA, SMK, Madrasah Aliyah, ini yang disosialisasi, karena RT kan tidak bisa mendata, tapi kalau tahu ya tidak apa-apa memberitahu,” pungkasnya.
“Intinya kami sudah berupaya untuk mensosialisasikannya, tinggal nanti dari SMA mau memperjuangkan gak anak muridnya. Dan untuk informasi, kita tahun ini menargetkan 1.399 orang penerima beasiswa full sarjana, sehingga jika digabungkan dengan tahun lalu, rata-rata menjadi 1.000 orang per tahun,” imbuhnya.
Bahkan dalam hal ini, Universitas Al-khairiyah menjadi salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Cilegon yang dimana mahasiswanya banyak yang menerima bantuan Beasiswa Full Sarjana dari Pemkot Cilegon.
“Dimana Al-Al-Khairiyah itu kan menerima beasiswa ini cukup banyak ya dari kita,” ucap Helldy.
Menegaskan lebih lanjut, Helldy menyampaikan bahwa dana untuk Beasiswa Full Sarjana ini berasal dari APBD Kota Cilegon, bukan anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari Pemerintah Pusat.
“Memang syarat di kita itu, yang sudah dapat beasiswa dari KIP-K gak bisa ikut daftar Beasiswa Full Sarjana. Begitu pula sebaliknya, tidak boleh satu orang anak itu double, kalau sudah dapat Beasiswa Full Sarjana gak bisa dapat KIP-K,” tegasnya. (*/Hery)