Jelang Panen Raya, Pengusaha Penggilingan Padi di Banten Minta Bulog dan PT WPI Serap Hasil Produksi
SERANG – Jelang panen raya, komunitas penggilingan padi Banten meminta pemerintah dan PT Wilmar Padi Indonesia menyerap beras hasil produksi penggilingan padi kecil.
Memasuki bulan Maret hingga Mei 2024, Provinsi Banten diperkirakan akan mengalami panen raya.
Namun, panen raya tersebut dikeluhkan oleh komunitas penggilingan padi yang ada di Banten, pasalnya mereka mengalami kesulitan untuk memasarkan beras hasil produksinya dikarenakan harga beras di pasar tradisional.
Hal tersebut diungkapkan oleh ketua komunitas penggilingan padi H Sunardi saat konsolidasi di salah satu tempat usaha penggilingan padi di Kecamatan Ciruas, Jumat (29/3/2024).
“Kendala kita disini untuk pemasaran beras hasil produksi penggilingan padi kecil sementara ini sangat tersendat karena memang harga pasaran di pasar tradisional sangat banyak menurun tidak seimbang dengan harga padi,” ucap Sunardi kepada Fakta Banten.
Sunardi mengungkapkan, saat ini harga gabah kering dari petani sekitar Rp6.000-6.200, sementara harga beras medium di pasaran sekitar Rp11.000, menurutnya harga tersebut sangat memberatkan pengusaha penggilingan padi.
“Jadi otomatis dari harga Rp6000 padi kerang, beras kita jual 11.000 itu tidak masuk, itupun sekarang kendalanya harga Rp11.000 juga gak ada yang nampung, kepengen kita padi yang sekarang harga Rp6000-6200 dan beras bisa dijual sekitar harga Rp12.000-12.200,” ucapnya.
Dirinya meminta agar pemerintah khususnya Bulog dan PT Wilmar untuk menyerap beras hasil produksi dari pengusaha penggilingan padi kecil.
“Kami mohon dari perwakilan komunitas penggilingan padi, kami berharap supaya pemerintah dalam hal ini Bulog untuk hadir bisa menyerap hasil dari produk (Beras-red) penggilingan padi kecil, supaya bisa tetap beroperasional, dan kami juga meminta PT Wilmar Padi Indonesia untuk bisa membantu penyerapan beras sehingga dari komunitas atau penggilingan padi kecil,” tandasnya. (*/Fachrul)