Keagagalan Urusan Dunia Berbeda Dengan Kegagalan Urusan Akherat
Penulis : Taufik Hidayatullah Kontributor Tanwir.id
Indonesia memiliki banyak tokoh yang amat luar biasa dalam sejarahnya entah itu berasal dari kalangan Muhammadiyah ataupun Nahdlatul Ulama.
Sebut saja ketokohan HAMKA yang banyak memberikan inspirasi bagi generasi setelahnya dengan berbagai gerakan yang ia lakukan.
Gerakan tersebut memberikan sebuah harapan baru bagi Indonesia di masa depan.
Tidak hanya sebagai Ulama namun juga kaum Intelektual. Intelektual sejati yang berasal dari Minangkabau Sumatera Barat.
Kegigihanya dalam menulis misalnya dapat ditelusuri melalui karya-karyanya yang amat diminati hingga berujung difilmkan.
Gagasan segarnya tentang Indonesia dibalik jeruji besi lewat tangan dinginya meracik sedemikian rupa tafsir al-Azhar. Dari sini kita bisa petik hikmah bahwasanya kehidupan yang tak diuji tak layak untuk di jalani dikarenakan sekelas Nabi Muhammad SAW pun pasti diuji.
Ujian yang berujung kegagalan pasti menghampiri siapapun didunia ini.
Ya, kalimat gagal itu adalah hal biasa. Pasti saja pasti pernah merasakanya hatta seorang raja sekalipun.
Namun, dari ujian yang berakhir dari kegagalan itulah kita mesti tilisik dan mengambil hikmahnya.
Gagal di Dunia bukanlah persoalan besar, namun itu justru bumbu-bumbu kehidupan.
Namun apa jadinya jikalau kita gagal dalam urusan akherat, jikalau kegagalan di Dunia bisa kita mencari kesempatan untuk mencoba kembali untuk kesekian kalinya.
Namun kegagalan persoalan akherat adalah persoalan besar.
Mengapa demikian. Bagaimana bisa seseorang yang gagal dalam urusan akherat lalu meninggal dunia tak sempat untuk memperbaikinya, lantas bagaimana nasibnya kedepan.
Akherat adalah ranah kehidupan yang sesungguhnya yang mesti dibekali dengan hal-hal yang berbau kebaikan.
Layaknya seorang musaffir yang melakukan perjalanan jauh lalu berhenti untuk menepi sebentar dibawah pohon rindang.
Tentu dia mesti membawa bekal dalam perjalanya menuju peristirahatan terakhir.
Dari sini kita mesti mengambil hikmah bahwasanya hidup hidupilah dirimu dengan kebaikan dan jauh-jauhkanlah dirimu dari kenistaan dikarenakan kenistaan dan keculasan akan kembali pada diri sendiri layaknya bola yang ditendang keras bukan pada tempatnya pasti akan berbalik kepada kaki siapa yang menentangnya.
Teruslah berbuat baik, teruslah memperbaiki diri melalui hal-hal kecil di sekitarmu selagi kesempatan itu ada dan Tuhan masih memberikan kesempatan merupakan kesehatan dan waktu luang untuk kita. Wallahua’lam. ***