Honda Slide Atas

Aktivis Lebak Ratu Nisya Ajak Perempuan Bangun Ketahanan Keluarga Lewat Kecakapan Digital

 

LEBAK– Perubahan perilaku masyarakat akibat kemajuan teknologi kian terasa di berbagai lapisan, termasuk dalam kehidupan keluarga.

Melihat kondisi tersebut, aktivis perempuan Kabupaten Lebak, Ratu Nisya Yulianti, mendorong pentingnya literasi digital sebagai fondasi utama membangun keluarga yang cerdas dan tahan terhadap berbagai risiko dunia maya.

Ajakan tersebut ia sampaikan dalam Pelatihan Literasi Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI bersama PKK Kabupaten Lebak di Aula Multatuli, Kamis (4/12/2025).

Kegiatan tersebut turut dihadiri para pemangku kebijakan daerah, mulai dari unsur pemerintah kabupaten hingga lembaga terkait di tingkat provinsi.

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pelaksana kegiatan, Ratu Nisya menilai bahwa transformasi digital bukan hanya membawa peluang, tetapi juga tantangan baru bagi keluarga.

Menurutnya, perempuan memiliki posisi strategis dalam memastikan lingkungan digital tetap aman, edukatif, dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi anak maupun anggota keluarga lainnya.

“Pemanfaatan teknologi seharusnya meningkatkan kualitas hidup. Karena itu, kecakapan digital wajib dimiliki, bukan sekadar mampu menggunakan perangkat, tetapi memahami etika, keamanan, dan cara bermedia dengan benar,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa beragam risiko digital mulai dari misinformasi, perundungan siber, hingga konten yang tidak sesuai usia dapat diminimalisir apabila keluarga memiliki literasi yang memadai.

Perempuan, kata dia, memegang peran penting sebagai pendidik pertama dan terdekat bagi generasi muda.

Ratu Nisya menegaskan bahwa literasi digital tidak boleh dipahami hanya sebagai kegiatan teknis, melainkan proses membangun karakter dan ketahanan keluarga di era baru.

Untuk itu, ia mendorong agar edukasi digital diperluas hingga tingkat desa, sehingga masyarakat di akar rumput memiliki kemampuan yang sama dalam memanfaatkan teknologi secara bijak.

“Ketika perempuan terliterasi, keluarga pun terlindungi. Dan ketika keluarga kuat, maka masa depan bangsa ikut terjaga. Literasi digital adalah investasi jangka panjang bagi peradaban,” tuturnya.

Aktivis yang dikenal kerap mengadvokasi isu perempuan dan anak ini juga mengajak para kader desa, terutama di wilayah Banten, untuk menjadi garda depan dalam menyebarkan pengetahuan digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Menutup penyampaiannya, Ratu Nisya mengajak seluruh lapisan masyarakat agar memperlakukan ruang digital sebagai wahana perbaikan dan pembangunan, bukan sebagai tempat yang merugikan.

“Teknologi harus menjadi alat pemberdayaan. Mari bersama-sama menciptakan ruang digital yang memberikan nilai, bukan ancaman. Setiap perempuan memiliki kekuatan untuk menjadi penjaga kualitas kehidupan keluarga di era digital,” katanya. (*/Sahrul).

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien