Banyak Pelanggan PDAM Tirta Al-Bantani yang Nunggak Tak Diberi Sanksi, Ini Alasannya
SERANG – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Al-Bantani Kabupaten Serang, Wahyu Prihantono, mengakui banyak pengguna jasa layanan PDAM yang menunggak pembayaran tagihan.
Namun dirinya belum bisa memberikan tindakan tegas kepada para penunggak tagihan air tersebut.
Alasannya menurut Wahyu karena sebagian besar pengguna layanannya yang melakukan tunggakan adalah petani.
“Kalau tunggakan itu memang bukan dibilang kebiasaan ya, karena memang sistem di PDAM ini kita belum terotomatisasi kalau di PLN itu bisa disegel kalau di Telkom itu lewat by sistem, kalau di kita, kan itu mesti datang ke lokasi, setelah itu, ngurus tuh, soal assesoris disana, baru kita tutup, kalau dibilang banyak apa enggak ya cukup banyak yang masih menunggak, tapi memang penunggakan ini juga tidak bisa kita bilang satu sisi mereka tidak mau membayar,” ucapnya saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Untuk pelanggan dengan tingkat ekonomi minim pihaknya harus betul-betul bersikap bijak, sebab, dari hasil pantauannya di lapangan memang mereka harus dibantu aturan yang ditetapkan mungkin belum pas jika diterapkan pada para petani yang garis ekonominya menengah kebawah.
“Serang itu kalau kita pilah-pilah di beberapa tempat, misalnya, Pontang itu kan daerah yang sebetulnya minus, saya menyaksikan sendiri ketika kita tutup mereka datang ke kantor PDAM sambil nangis minta dibuka karena mereka belum panen,” cetusnya.
“Kira-kira nih kalo saya tanya, kamu harus ngapain?, ngadepin ibu-ibu bawa anak nangis minta dibuka, sambil ngomong ‘saya belum punya duit pak, kalo nanti panen juga saya bayar’ (ucapnya menirukan petani-red). Nah jadi ada yang model begitu sehingga kalo dibilang tunggakan ya mereka bayar karean keadaan setiap panen, sekali bayar empat bulan, enam bulan, kan berarti ada tunggakan, kan harusnya seceara peraturan daerah, begitu lebih dari tiga bulan, ya sudah, habis tu,” paparnya .
Kalau tidak menggunakan hati, mungkin sulit mempercayai, namun ia juga mengakui, ada juga para pengguna PDAM yang nakal jika tidak dilakukan tindakan maka menurutnya pengguna tersebut tidak melakukan apa-apa.
“Nah ini kita masih bermain-main dengan situasi psikologi masyarakat, itu ada yang begitu. Saya akui juga, ada juga yang bandel yang memang kalai gak di lakukan tindakan, ya memang dia tidak melakukan apa-apa, upaya saya, ya saya, menggerakan tim, karena saya mempunyai tim di bawah, untuk menutup orang-orang yang kaya tadi tu (bandel-red),” ujarnya.
“Kan bisa dilihat dari sudut fisik alasan memang tidak boleh jadi perubahan tindakan,” imbuhnya tegas. (*/Dave)