Soroti Isu-isu Terkini, Magister Akuntansi Untirta Gelar Seminar Nasional
SERANG – Dalam rangka menyoroti isu-isu terkini riset bidang akuntansi, Program Studi (prodi) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar Seminar Nasional yang dihelat di Ballroom Hotel Wisata Baru, Kota Serang. Jumat (27/09/2019).
Seminar Nasional yang bertajuk “Isu-isu Terkini Riset Akuntansi dan Kiat Publikasi pada Jurnal Bereputasi” ini dipadati oleh mahasiswa Magister Akuntansi Untirta dari berbagai semester sejak pagi. Dihadiri oleh Ketua Prodi Magister Akuntansi Pascasarjana Untirta Dr. H. Imam Abu Hanifah, AK., CA., Sekretaris Prodi Magister Akuntansi Pascasarjana Untirta Tri Lestari, SE., M.Sc., Ph.D., para dosen Prodi Magister Akuntansi, dosen jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untirta dan alumni Magister Akuntansi yang juga merupakan dosen pengajar di Untirta maupun di kampus-kampus swasta di Banten.
Dalam seminar ini menghadirkan dua pakar, yakni pertama Dr. Sekar Mayangsari, M.Si., Ak., CA, dari Universitas Trisakti yang mengangkat materi ‘Riset Kuantitatif Akuntansi dan Kiat-kiat Publikasi’, dan kedua Rusdi Akbar, Drs., M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak., dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjelaskan tentang ‘Mixed Research Approach (Riset Campuran)’.
Ketua Program Studi Magister Akuntansi Pascasarjana Untirta, Imam Abu Hanifah mengatakan, tujuan seminar ini untuk memberikan pemahaman kapada mahasiswa terkait riset akuntansi.
“Kegiatan ini berangkat dari kebijakan Kemenristekdikti bahwa alumni S-2 itu harus memiliki publikasi jurnal ilmiah. Dan ini penting untuk memberikan gambaran dan pemahaman kepada mahasiswa dari pakar bagaimana memulai dan melakukan penelitian. Selain itu juga akan diberikan kiat-kiat mudah untuk bisa mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal yang bereputasi,” katanya.
Dalam memulai penelitian, pemateri pertama, Sekar Mayangsari menghimbau bahwa dosen dan mahasiswa jangan membatasi penelitian pada metodologi tertentu saja.
“Jangan batasi penelitian yang Anda lakukan. Munculkan kreativitasnya dulu. Jangan takut untuk berinovasi. Karena peneliti hari ini harus jauh lebih baik dari peneliti sebelumnya, mengingat berbagai isu dari hari ke hari semakin kompleks,” himbaunya.
Sementara itu, pemateri kedua, Rusdi Akbar mengatakan, pemilahan metodologi tidak tergantung pada perspektif yang kita inginkan, tetapi dimulai dari problem yang ingin diangkat.
“Sebaiknya jangan hanya soal suka tidak suka, namun bagaimana kita melihat masalahnya. Mahasiswa S-2 harus sudah paham tentang paradigma, bukan lagi soal cara-cara teknis. Dalam riset, tidak ada pertentangan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Tidak ada benturan paradigma disana. Jika ada yang membenturkan, bisa saya pastikan orang itu tidak memahami riset secara substansial,” jelasnya.(*/Red)