JAKARTA – Nissan Motor Co. Ltd, resmi mengumumkan penutupan pabrik perakitan mereka di Indonesia. Produsen terbesar kedua di Jepang itu akan berkonsentrasi di pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal di ASEAN.
Selain menutup pabrik di Indonesia, Nissan juga menutup pabrik perakitan di Barcelona, Spanyol. Selanjutnya, pabrik Nissan di Sunderland, Inggris, akan menjadi basis produksi untuk Eropa.
Keputusan tersebut diumumkan melalui keterangan resmi yang diunggah di situs Nissan Global pada Kamis, (28/5/2020).
Dalam pengumuman restrukturisasi itu, Nissan mengumumkan rencana kerja empat tahun untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, stabilitas keuangan dan profitabilitas pada akhir tahun fiskal 2023.
Sebagai bagian dari rencana empat tahun, Nissan akan mengambil tindakan tegas untuk mengubah bisnisnya dengan merampingkan operasi yang tidak menguntungkan dan fasilitas yang menganggur, di samping reformasi struktural.
Perusahaan juga akan mengurangi biaya tetap dengan merasionalisasi kapasitas produksi, serta jajaran produk dan pengeluaran global.
Melalui manajemen yang disiplin, perusahaan akan memprioritaskan dan berinvestasi di bidang bisnis yang diharapkan memberikan pemulihan dan pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan menerapkan rencana tersebut, Nissan menargetkan margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global sebesar 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen perusahaan patungan di Cina.
Kepala Eksekutif Nissan, Makoto Uchida, mengatakan bahwa rencana transformasi Nissan bertujuan untuk memastikan pertumbuhan yang stabil.
“Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas,” kata Uchida.
“Ini bertepatan dengan pemulihan budaya yang didefinisikan oleh ‘Nissan-nes’ untuk era baru.”
Perusahaan menjelaskan bahwa rencana empat tahun difokuskan pada dua bidang strategis, membangun reputasi Nissan untuk inovasi, keahlian, fokus pelanggan dan kualitas, di samping transformasi budaya yang berkelanjutan. (*/Tempo)