Dindik Cilegon: Guru Harus Punya Nomor Telepon Orang Tua Murid

CILEGON – Orangtua menjadi tonggak utama bagi keberhasilan seorang anak. Perkembangan anak mulai dari usia 0 sampai 6 tahun atau lebih dikenal dengan golden age juga harus menjadi perhatian utama orangtua.

Orangtua dituntut untuk paham karakter anak pada umur-umur tertentu. Supaya pola asuh anak menjadi baik dan menghasilkan anak yang berkarakter baik.

Selain orangtua, pendidikan seperti PAUD atau TK menjadi salah satu bagian penting dari perkembangan anak untuk pembentukan karakter.

Melihat hal ini, Dinas Pendidikan Kota Cilegon mengundang guru-guru PAUD, TK dan Kelompok Belajar Masyarakat dalam acara diskusi parenting yang mengangkat tema; ‘Pelibatan Peran Orangtua Pada Satuan PAUD Untuk Menciptakan Anak yang Berprestasi dan Berkarakter’. Acara tersebut dihelat di Aula Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, pada Selasa (21/11/2017).

A Najid, Kabid PAUD pada Dinas Pendidikan Kota Cilegon, mengatakan pentingnya acara ini sebagai upgrading tenaga pendidik untuk memahami peran orangtua dan guru dalam mengawasi perkembangan anak.

Ia berharap, kolaborasi orangtua dan guru mampu menciptakan anak-anak yang berprestasi dan berkarakter.

BI Banten

“Komunikasi guru dan walimurid ini sangat-sangat penting. Minimal, guru harus punya nomor orangtua yang bisa dihubungi untuk melaporkan perkembangan anak di sekolah,” ungkap A Najid.

Ia menambahkan, sekolah harus berkolaborasi dalam menjalankan program dan disharingkan kepada orangtua murid.

“Bila program disharingkan, biasanya ada usulan-usulan bagus. Nah, sekolah juga harus sesekali mengudang orangtua untuk menjadi pembicara dalam sesi sharing,” tambah A Najid.

Di tempat yang sama, Farida, praktisi pendidikan anak usia dini saat memberikan materi mengatakan, orangtua harus memahami karakter-karakter anak.

Dijelaskannya, untuk anak berumur golden age, usia 0 sampai 6 tahun itu senang berimajinasi sesuai dengan yang ia inginkan. Aktif bergerak berlari mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dan senang berteman, berkelompok.

“Para orangtua harus paham akan hal ini. Jangan sampai, ketika anak aktif, bergerak dan suka nanya, malah orangtua merasa ribet dan mengatai anak cerewet. Kita yang sebagai orangtua yang harus paham dunia anak, bukan sebaliknya,” ungkap Farida. (*/Cholis)

KS Anti Korupsi
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien