PANDEGLANG – Tidak ada Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) membuat warga terpaksa menggunakan air kotor untuk kebutuhan Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Ada banyak daerah di Pandeglang selatan yang mengharapkan adanya pembangunan MCK. Sabtu (15/9/2018).
Salah satunya seperti yang dirasakan oleh masyarakat Kampung Lampis RT/RW 01/03 Desa Tarumanagara, Kecamatan Cigeulis. Pasalnya, setiap hari warga kerap pergi ke sebuah sumur yang berukuran 2×2 meter untuk mandi, mencuci, atau lainnya secara bergantian.
Seperti yang dikatakan Irsyad, masyarakat Lampis membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, sebab selama ini masyarakat harus bertahan menggunakan air keruh.
“Tidak ada air bersih, jadi yang ada aja dimanfaatkan, ya untuk mandi dan yang lainnya, kalau ada air bersih mah mau, supaya gak menggunakan air keruh lagi,” katanya.
Bahkan karena jarangnya rumah yang memiliki kamar mandi, masyarakat masih melakukan kebiasaan membuang air besar (BAB) di hutan.
Padahal, kampung tersebut masuk dalam desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Namun proyek KEK belum memberikan dampak positif terhadap wilayah penyangganya.
Selain itu, Edi yang juga masyarakat sekitar mengaku kalau kebiasaan membuang air besar (BAB) di hutan sudah menjadi hal yang lumrah baginya, sebab tidak adanya fasilitas untuk menghilangkan kebiasaan tersebut terpaksa masyarakat masih membuang hajat di hutan.
“Rumah aja kebanyakan tidak layak huni, jarang yang punya kamar mandi, ada kamar mandi paling bisa digunakan untuk mencuci piring, atau buang air kecil saja, kalo ada mah fasilitas di sini pasti bermanfaat,” tegasnya.
“Mudah-mudahan nanti mah ada, berharap ada Pamsimas dan fasilitas yang lain,” imbuhnya. (*/David)
[socialpoll id=”2513964″]