SERANG – Puluhan orang yang terdiri dari seniman, sastrawan, akademisi, aktivis dari beberapa komunitas di Banten berkumpul untuk tadarusan. Tadarusan kali ini berbeda dengan biasanya. ‘Tadarus Puisi’ demikian nama acaranya.
Acara tersebut digagas oleh komunitas Laboratorium Banten Girang, hari pertama digelar Rabu (23/5/2018) kemarin bertempat di Kompleks Perumahan Citraland, Ciracas, Kota Serang. Dilanjut hari berikutnya Kamis (24/5/2018) ini di Padepokan Kopi, Kaujon, Kota Serang.
Peri Sandi, selaku penggagas acara mengatakan, tadarus puisi ini sebagai silaturahmi di Bulan Ramadhan. Bila hari biasa kami road show menampilkan teater, berpuisi dan diskusi dengan isu-isu sosial. Bulan puasa ini tak menghalangi kami untuk terus melakukannya.
“Ada dua buku puisi yang kami bacakan. Hari pertama buku Toto ST Radik dengan judul ‘Kepada Para Pangeran’. Puisi-puisi Mas Toto ini yang kami bacakan bergantian,” ujar Peri saat ditemui di sela-sela acara, Rabu.
Selain karya Toto ST Radik, tadarus puisi juga membacakan buku karya Sulaiman Djaya dengan judul ‘Mazmur Musim Sunyi’.
“Masih dengan bergantian satu orang dua puisi yang dibacakan. Karena mulainya sore, dilanjutkan dengan buka puasa bersama,” tutur Peri.
Laboratorium Banten Girang sendiri sering menampilkan pertunjukan-pertunjukan teater. Beberapa waktu lalu, mereka mengkampanyekan soal konflik Pulau Sangiang Anyer di delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dengan judul “Babi-babi Sangiang”. (*/Cholis)