Asda I Cilegon Sebut Smart City Komunikasi Dua Arah, Transparan dan Berkesinambungan
CILEGON – Asisten Daerah (Asda) I Kota Cilegon Tatang Muftadi membagikan pengalamannya ketika menjadi Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemerintah Kota Cilegon yang pada saat itu beliau juga salah satu orang penggagas lahirnya Radio Mandiri FM milik Pemkot Cilegon.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Cilegon ini bercerita pada tahun 2005 ia menggagas komunikasi dua arah.
“Inget dulu 2005 menggagas slogan komunikasi dua arah, arah masyarakat dengan arah Pemkot otomatis harus selaras, dimana jembatannya adalah media, nah maka media itu sebagai jembatan komunikasi dua arah itu, makanya gimana caranya supaya informasi dari Kota sampai ke masyarakat, masyarakat sampe ke Kota, itulah disebut kesinambungan komunikasi,” kata Tatang di Podcast Radio Mandiri FM, Kamis, (18/11/2021) lalu.
Tatang menyebut jika komunikasi tersumbat maka yang terjadi adalah miss komunikasi antara Pemerintah dan masyarakat Kota Cilegon.
“Apapun yang dilakukan oleh pemerintah gak bakal diterima oleh masyarakat, maka masyarakat memberikan informasi inilah yang di sebut Smart City, masyarakat itu harus bener bener update menerima informasi satu pintu, gimana keluhan keluhan masyarakat terdengar oleh Pemkot, lalu menindaklanjuti itulah yang disebut Smart City,” ujarnya.
Tatang menuturkan bahwa komunikasi jangan sampai disepelekan karena termasuk kedalam digitalisasi sistem informasi yang harus dinikmati oleh seluruh masyarakat.
“Akses masyarakat begitu buka, kelihatan semua tentang apa yang ada di Pemkot, anggarannya, segala macam, untuk belanja masyarakat ketahuan, disinilah yang disebut dengan transparansi publik, tingkat komunikasi yang sangat sangat luar biasa, misal masyarakat butuh informasi pelayanan, tinggal klik keluar semua tentang perizinan di Pemkot, nah inilah yang disebut dengan digitalisasi informasi dan Smart City,” ungkapnya.
Lebih lanjut Tatang menjelaskan informasi masyarakat ini harus betul betul diperhatikan karena pada dasarnya hal itu dilakukan semata mata untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
“Bagaimana sudah dipastikan pelayanan kepada masyarakat itu betul betul terlaksanakan. Apapun yang sedang dilakukan atau dibangun oleh Pemerintah masyarakat tahu, inilah fungsi daripada komunikasi, jadi komunikasi dua arah ini jangan disepelekan dan media itu jembatan dari komunikasi itu juga jangan disepelekan,” terangnya.
“Yang pasti bahwa media itu sebagai ujung tombak, bagaimana keberhasilan pemerintah itu sampai informasinya, jangan sampai disini kita kerja keras masyarakat tidak tahu, nah itulah fungsi daripada media untuk bagaimana menyampaikan informasi kepada masyarakat. Kalau ada media ngeritik atau tulisannya untuk itu pada dasarnya untuk memperbaiki, untuk menyempurnakan pembangunan yang sedang dilakukan,” imbuhnya.
Berdasarkan hal itu Tatang dulu pernah menggagas tertib perencanaan, tertib pelaksanaan dan tertib pelaporan yang terkadang menurutnya proses perencanaan dan pelaksanaan di lapangan tidak sinkron.
“Inilah fungsi kritikan, fungsi informasi masyarakat itu pada dasarnya adalah untuk menyempurnakan langkah bukan untuk menjatuhkan, kritikan itu sesuatu yang positif, kalau tidak ada kritikan itu nanti bablas aja, seolah olah udah sempurna, padahal manusia itu tempatnya lalai, nah disini lah fungsi saling mengingatkan, inilah yang dinamakan sinergi sinkronisasi komunikasi dua arah antara masyarakat dengan pemerintah yang dijembatani oleh media, tanpa media ga bakal diketahui oleh masyarakat apa yang dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya.
Dalam akhir diskusinya Asda I ini mengajak kepada masyarakat untuk sama sama membangun Kota Cilegon dalam sinergitas informasi antara masyarakat dengan pemerintah.
“Muaranya pembangunan itu adalah milik masyarakat dan hasilnya pun dinikmati oleh masyarakat karena semua adalah milik masyarakat,” pungkasnya. (*/Ihsan)