Pemkot Cilegon Diminta Perhatian, Ada Masjid Jadi Tempat Nongkrong LGBT dan Orang Mabuk

CILEGON – Pada sesi pertanyaan yang disampaikan moderator debat Pilkada Cilegon putaran kedua, Paslon Nomor Urut 1 mendapatkan pertanyaan tentang kebijakan dan program apa yang akan dilakukan dalam mengembangkan kapasitas masjid, madrasah dan pondok pesantren untuk mendukung pembangunan SDM dan kebudayaan lokal.
Menjawab hal itu, calon walikota Cilegon Ali Mujahidin memaparkan sejumlah programnya seperti bantuan dana dari APBD untuk operasional madrasah, pesantren dan masjid. Serta juga akan memberikan bantuan honor guru ngaji dan madrasah sebesar Rp 1 juta per bulan.
Selain itu yang menarik dari sesi ini, adalah komentar calon walikota yang akrab disapa Haji Mumu, soal masih kurangnya perhatian Pemkot Cilegon dalam membina dan memproteksi masjid dari pengaruh buruk.
Haji Mumu mengungkapkan bahwa ada masjid di Cilegon yang di depannya ada taman yang kurang diperhatikan pemerintah, sehingga malah berubah fungsi menjadi tempat mangkal dan berkumpulnya kegiatan kemaksiatan.
Masjid yang disebut Haji Mumu itu sepertinya adalah Masjid Al-Hadid yang berlokasi di Simpang Tiga Cilegon. Diketahui, setelah dibangun taman di halaman depan masjid itu, saat ini memang terlihat kurang adanya perawatan dan juga pengawasan oleh aparat. Jika malam hari, area taman tersebut gelap gulita dan juga kerap didapati kegiatan maksiat di lokasi tersebut.
“Perlu perhatian serius dari pemerintah untuk memproteksi akulturasi budaya yang mempengaruhi budaya Cilegon, sehingga masjid di Cilegon itu betul-betul menjadi benteng pertahanan akhlak dan akidah juga,” ujar Haji Mumu dalam sesi awal menjawab pertanyaan.

Sedangkan di sesi pendalaman setelah dikomentari oleh Paslon Ati-Sokhidin, Haji Mumu kembali menegaskan tentang temuannya soal adanya masjid yang kurang diperhatikan oleh Pemerintah.
“Saya ingin ingatkan kepada masyarakat Kota Cilegon khususnya kepada pemerintah yang masih menjabat saat ini, di Cilegon itu ada masjid mungkin satu-satunya di Banten atau di dunia, yang di depannya masjid itu ada taman tapi tempat ngumpul LGBT, tempat ngumpulnya orang-orang mabok pulang dari tempat hiburan malam. Saya kira pembinaan ke depan kita harus serius berupaya, siapapun pemerintah ke depan ini saya titipkan, mudah-mudah kami terpilih, jadi tidak ada lagi masjid yang jadi tempat nongkrong orang-orang mabok dari tempat hiburan malam nantinya,” tegas Mumu.
Sedangkan soal kebijakan untuk masjid ini, calon walikota Ratu Ati Marliati berdalih bahwa selama ini Pemerintah telah memberi bantuan untuk masjid di Cilegon, terutama membangun icon Islamic Center.
“Bagaimana ada alokasi APBD untuk pembinaan masjid, yang paling utama sekali adalah icon yang ada di Cilegon yakni Islamic Center itu kita berikan hibah bansos, terkait dengan bagaimana masjid-masjid yang jadi sektor utama pembinaan yang ada di Islamic Center itu sudah kita berikan dengan regulasi yang cukup baik sesuai dengan mekanisme yang ada,” ujar Ati menanggapi jawaban Haji Mumu.
Jika Haji Mumu menyebut akan memberikan honor Rp 1 juta rupiah per bulan kepada guru agama jika nanti terpilih sebagai Walikota, untuk Ratu Ati sendiri hanya mengklaim bahwa selama ini pemerintah sudah memberikan bantuan yang cukup kepada guru agama di Cilegon.
“Kita juga akan berikan honor guru agama karena mereka lah yang akan menjadi pembina-pembina pada masjid-masjid itu, dan alhamdulillah itu sudah kita lakukan,” pungkasnya.
Debat Kandidat Pilkada Cilegon Putaran Kedua ini digelar oleh KPU Cilegon yang ditayangkan live di Metro TV, Sabtu (28/11/2020) sore tadi. (*/Red/Rizal)
