CILEGON – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cilegon Raden Fadjar Widjanarko menyebut, Kota Cilegon masih rawan kejahatan narkoba.
Berdasarkan hasil survei prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2021, sebanyak 5 ribu masyarakat Cilegon sudah terpapar penyalahgunaan narkoba.
Bahkan sepanjang tahun 2022 ini BNN Kota Cilegon berhasil mengungkap berbagai kasus peredaran gelap narkotika jaringan nasional dengan bukti 88,62 gram, 13,50 gram narkotika tembakau sintesis dan berhasil melakukan pengungkapan 1000 butir pil hexymer.
Raden mengatakan pengguna narkotika di Kota Cilegon didominasi dari kalangan pekerja yang sudah memiliki penghasilan sendiri.
Raden juga menjelaskan para pekerja menggunakan narkotika untuk menambah stamina dalam bekerja serta gaya hidup.
“Berdasarkan pemetaan dan analisis intelijen dan jaringan, jenis narkoba seperti sabu, ganja, tembakau sintesis maupun obat-obatan daftar G merupakan jenis narkoba yang banyak beredar dan disalahgunakan di Kota Cilegon. Hal ini di lihat dari dari ungkapan kasus tindak pidana narkoba serta daya penyalahgunaan narkoba yang mengikuti program rehabilitasi narkoba di IPWL,” ujar Raden saat konferensi pers, Jum’at (30/12/2022).
Dalam rangka melaksanakan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN), BNN Kota Cilegon menggunakan 4 pendekatan strategi yang diimplementasikan baik di lingkungan pemerintah, lingkungan swasta, lingkungan pendidikan maupun lingkungan masyarakat terus berupaya mereduksi terjadinya kejahatan tindak pidana narkotika.
Adapun 4 pendekatan strategi yang dilakukan BNN Kota Cilegon dalam pelaksanaan P4GN yakni, strategi soft power approach, strategi hard power approach, strategi smart power approach serta sinergi dan kerjasama.
“Kami mengajak seluruh elemen bangsa dan masyarakat kota Cilegon untuk bergandengan tangan, kuatkan langkah dan satukan suara untuk perang melawan narkoba guna mewujudkan Cilegon Baru Modern dan Martabat yang tanggap ancaman narkoba,” tutup Raden. (*/Nas)
