83 Calon Guru Penggerak Asal Kota Cilegon Unjuk Inovasi Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

CILEGON – Sebanyak 83 calon guru penggerak angkatan 11 asal Kota Cilegon dari tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK mengenalkan berbagai macam inovasi media pembelajaran baru, dalam kegiatan Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar, Sabtu (7/12/2024).

Diketahui Guru Penggerak adalah salah satu motor dibidang Pendidikan dalam memajukan dan mencerdaskan generasi penerus bangsa dalam menyongsong Indonesia Emas 2024.

Dengan mengusung tema kearifan lokal, para peserta kompak mengenakan seragam khas budaya yang ada di Provinsi Banten.

Apriana Anggraeni, Kasubag Umum Balai Guru Penggerak Provinsi Banten, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mengaku sangat senang dengan tema budaya lokal yang ditampilkan para peserta.

Dirinya berharap kreatifitas para calon guru penggerak angkatan 11 tidak hanya berhenti pada lokakarya 7 ini saja, tetapi dapat terus berinovasi sehingga bisa memajukan pendidikan khususnya di Kota Cilegon

“Tetap semangat untuk seluruh guru di provinsi Banten, khususnya di Kota Cilegon,” harap Anggraeni.

Senada, A. Najib yang dalam kesempatan ini hadir mewakili Dinas Pendidikan Kota Cilegon mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh balai guru penggerak Provinsi Banten dan calon guru penggerak di Kota Cilegon.

“Kami berharap para guru penggerak ini bisa berbagi kepada teman-temannya sehingga pembelajaran kedepan lebih baik lagi,” terangnya.

Sementara itu, menurut ketua penyelenggara Nasrudin, mengatakan pihaknya dengan bangga menghadirkan tema kearifan lokal yang ada di Banten sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap pendidikan dan kebudayaan lingkungan sekitar.

“Panen hasil belajar adalah aksi nyata pendidikan guru penggerak yang dijalani selama 6 bulan yang dilaksanakan hibrid. Penerapan dari pendidikan selama enam bulan,” ucapnya.

Dalam kegiatan ini ditampilkan berbagai karya hasil belajar pendidikan guru penggerak yang telah dilalui berupa pameran hasil karya belajar dari peserta calon guru penggerak angkatan 11 kota cilegon yang terdiri dari 6 kelas.

Selama program pendidikan berlangsung, para peserta tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru yaitu mendidik di kelas. Diharapkan guru penggerak yang telah menjadi ujung tombak dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik.

Mewakili sejawat lainnya Nasrudin mengungkapkan rasa terimakasihnya atas dukungan dan doa dari keluarga, Kepala Sekolah, rekan sejawat dan banyak cinta dari murid-murid kami.

“Bukan hal mudah bagi kami melaksanakan PGP ini, rasa syukur karena untuk lolos ke tahap ini kami melalui beberapa tahapan seleksi. 10 modul yang harus kami pelajari pada malam hari selama menjalani PGP 6 bulan ini,” tutup Nasrudin.

Guru penggerak diharapkan menjadi sosok inspiratif yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi motivator bagi murid bahkan rekan sejawat guru di sekolah. (*/Adv)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien