Akan Menyusup Demo, Polres Cilegon Amankan Geng Motor Dan Pelajar
CILEGON – Khawatir aksi damai yang dilakukan buruh, dan mahasiswa di Cilegon berakhir ricuh, dalam menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. Pihak kepolisian mengamankan 59 orang, yang didominasi pelajar.
“Jadi mahasiswa dan buruh minta tolong, ada info bahwa aksinya takut disusupi. Ada infonya di grup-grup pelajar, geng motor, atau sekolah untuk berkumpul di ciceri dan seruni,” kata AKBP Sigit Haryono, Kamis (8/10/2020).
Total yang diamankan sebanyak 59 orang, dan diantaranya ada yang membawa obat klasifikasi G yakni eksimer. Terkait adanya obat-obatan kerasa yang dibawa, lebih lanjut akan didalami pihak kepolisian.
“Khawatir aksi damai ini disusupi, murni informasi dari mahasiswa, dan buruh. Sehingga kami bisa menertalisir dari aksi tersebut,” jelasnya, di Lapangan Mapolres Cilegon.
Sementara saat pihak kepolisian menanyakan motif para pelajar, dan geng motor ini menjawab, ikut-ikutan teman. Namun, akan dilakukan pemeriksaan selama 1×24 jam.
“Bisa ditindaklanjuti, atau dipulangkan ke rumahnya,” pungkasnya.
Terkait ada dugaan akan disusupi, hal itu dibenarkan oleh Ketua GMNI Kota Cilegon yakni Syaihul Ikhsan, yang menjelaskan pihaknya tak menutup diri dengan siapapun, dalam aksi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Depan DPRD Cilegon.
“Aliansi tak menutup diri namun mereka (pelajar, dan geng motor) tidak ada koordinasi,” jelasnya melalui sambungan telepon.
Syaihul mengatakan, ada elemen pelajar yang ikut koordinasi dalam demo mahasiswa, dan buruh, yakni Pelajar Islam Indonesia (PII), yang mereka terima dalam satu aliansi.
“Kalo ada koordinasi pasti kita terima untuk berjuang bersama,” pungkasnya (*/A.Laksono).