CILEGON – Gabungan Aktivis senior Kota Cilegon Banten, Sabtu (6/5/2017), berkumpul dan membedah isu strategis tentang keberlangsungan PT Krakatau Steel, pasca digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) akhir April lalu yang telah menetapkan direksi dan komisaris baru.
Para aktivis kali ini menganggap bahwa Krakatau Steel salah satu BUMN terbesar yang ada di Kota Cilegon ini dianggap sudah tidak lagi berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia khususnya masyarakat lokal.
Hal ini lantaran Krakatau Steel saat ini tidak mengakomodasi unsur masyarakat lokal dalam struktural direksi dan komisaris perusahaan.
“Harus diakomodir masyarakat lokal dalam struktur direksi dan komisaris KS,” ungkap Ustadz Sunardi, perwakilan dari aktivis senior.
Sementara itu, Makmun Muzakki menyampaikan bahwa persoalan yang ada adalah kegagalan senior-senior yang terdahulu dalam rangka melakukan kaderisasi kepemimpinan dalam perusahaan baja tersebut.
“Ada lima sampai enam mantan pejabat KS dari masyarakat lokal, namun karena tidak melakukan perkaderan maka sekarang terjadi krisis,” ujar mantan Calon Wakil Gubernur Banten 2011 ini.
Sementara itu Dwi Qorry mengungkapkan bahwa penting melibatkan putra daerah dalam jajaran direksi dan komisaris di BUMN, karena mestinya Pemerintah Pusat melihat sejarah dan keberadaan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
“Ini aneh direksi ada yang merangkap di perusahaan lain, sementara masyarakat lokal terlupakan,” ungkapnya.
Sejumlah aktivis yang turut hadir diantaranya, M Ibrohim Aswadi, Isbatullah Alibasja, Edi Muhdi Zen, Dwi Qorry, Faturrahman, Ahmad Sudrajat, dkk. (*)