CILEGON – Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Cilegon merasa tak pernah melakukan konsolidasi, dan tak mendapat arahan terkait keputusan Gerindra pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cilegon yang mengusung Ratu Ati Marliati dan Sokhidin.
Wakil Sekretaris DPC Gerindra Cilegon, Rahmat Ramidin alias Robert menjelaskan, selama ini struktur partainya tidak pernah melakukan konsolidasi dan memberi arahan soal Pilkada.
Menurutnya keputusan DPP Gerindra adalah keputusan sepihak yang tidak menyerap aspirasi, sebab pengurus DPC dan kader di bawah tak pernah diajak bicara oleh DPP atau DPD Provinsi Banten.
“Secara tiba-tiba, begitu surat itu keluar. Kita gak pernah diajak ngobrol, harusnya kalau organisasi partai yang sehat itu, struktur partai diajak bicara,” ujar Robert, Rabu (22/7/2020).
Ia menilai, Partai Gerindra tidak sehat, karena idealnya pengurus diajak bicara karena masing-masing kepala punya pemikiran.
“Kami kecewanya disitu, meskipun ada bahasa politik dinamis, tapi kan ada prosedurnya,” jelas Robert.
Kemudian terkait diusungnya Sokhidin oleh DPP Gerindra untuk menjadi bakal calon wakil walikota mendampingi Ratu Ati, Robert menegaskan bahwa struktur dan kader partai di bawah tidak pernah sama sekali diajak bicara.
Sebelumnya, Partai Gerindra secara resmi telah mengangkat mantan Kasat Intelkam Polres Cilegon, Awab, untuk memimpin DPC Partai Gerindra Cilegon dan dikukuhkan oleh Ketua DPD Gerindra Banten, Desmond J Mahesa, Senin (9/3/2020).
Selain mendapatkan SK Kepengurusan DPC, Awab juga diusung sebagai bakal calon walikota atau wakil walikota dari Gerindra.
Namun kondisi belakangan peta politik berubah drastis, DPP Gerindra yang diwakili Sekjen Ahmad Muzani bertempat di kediaman Desmond di Kota Serang, menyerahkan surat rekomendasi baru dari DPP yang mengusung bakal pasangan calon Ratu Ati Marliati dan Sokhidin di Pilkada Cilegon 2020 Ini. (*/A.Laksono)
