Bos Uang Digital Meninggal, Bitcoin Rp 2 Triliun Terancam Hangus

Hut bhayangkara

JAKARTA – Kematian Gerald Cotten, 30 tahun, bos mata uang digital cryptocurrency Quadriga, meninggalkan setumpuk masalah terhadap perusahaan yang didirikannya. Seperti dilansir dari kantor berita CNN, Cotten membuat perusahaannya Quadriga diambang krisis keuangan dan harus berutang triliunan rupiah kepada nasabah.

Hal ini terjadi lantaran perusahaan tak bisa mengakses komputer milik Cotten yang menyimpan data nasabahnya. Padahal dalam perangkat tersebut tersimpan dana nasabah dalam bentuk mata uang digital sebesar US$ 145 juta atau hampir Rp 2 triliun.

Quadriga adalah perusahaan mata uang digital asal Kanada yang didirikan Cotten. Pihak perusahaan mengatakan usai kematian pendiri sekaligus direktur utamanya,perusahaan kesulitan mengembalikan dana nasabah dan terancam krisis.

Loading...

Untuk menjamin keamanan dana nasabah uang digital dari serangan para peretas atau hacker, Quadriga menyimpannya dalam sistem yang dikenal dengan nama cold wallet. Cotten hanya satu-satunya orang yang memiliki akses ke cold wallet.

“Selama berminggu-minggu kami telah bekerja keras untuk mengatasi likuiditas kami, termasuk menemukan dan cadangan uang digital di cold wallet, sayangnya upaya ini belum berhasil,” kata pihak perusahaan seperti dilansir dari situs resmi Quadriga.

Quadriga yang merupakan perusahaan mata uang digital terbesar di Kanada menyatakan mereka tidak bisa mengakses simpanan nasabahnya senilai US$ 145 juta dalam bentuk Bitcoin dan mata uang digital lainnya.

Istri Cotten, Jennifer Robertson mengatakan suaminya menyimpan data nasabah di komputer jinjingnya. “Sayangnya saya tak tahu password maupun kata kunci lainnya,” ujarnya. Cotten meninggal akibat terserang penyakit chron yang menyerang usus. Ia tewas setelah berlibur ke India bersama sang istri. (*/Tempo)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien