Dalailan, Tradisi Masyarakat Kota Cilegon yang Harus Dilestarikan

Hut bhayangkara

CILEGON – Banyak tradisi keagamaan yang dilakukan oleh warga Cilegon di dalam bulan suci Ramadhan. Salah satunya adalah Dalailan, bacaan kitab karangan Imam al-Jazuliy, yang berisi tentang syair pujian kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Bagi warga Cilegon, mungkin sudah tidak asing di telinga ketika sore hari menjelang buka puasa Ramadhan, terdengar dari pengeras suara masjid dan mushola suara bersahutan dengan bahasa Arab. Ya itulah Dalailan yang sudah menjadi tradisi di kota santri tersebut.

Tradisi Dalailan hingga kini masih kerap dilakukan oleh para santri dan pemuda di perkampungan. Dan biasanya menjelang berbuka puasa sudah banyak makanan dan minuman atau Takjil yang disuguhkan kepada para jama’ah Dalailan. Takjil tersebut berasal dari kiriman warga kampung setempat.

Seperti yang dilakukan para santri Pondok Pesantren Darul Ikhwan di Masjid Assafinah Link Pagebangan, Kelurahan Ketileng dan Masjid Al Hijrah di Kavling Blok F, Kelurahan Ciwaduk, yang jaraknya berdekatan.

Loading...

“Dalailan ini suatu tradisi keagamaan yang harus dijaga kelestariannya, karena selain mengajak kita umat Islam untuk mencintai Kanjeng Nabi Muhammad SAW, banyak fadhilah di dalamnya,” kata Ustadz Ulil, pimpinan Ponpes Darul Ilhwan kepada faktabanten.co.id Minggu (20/5/2018).

Namun karena kurangnya upaya regenerasi pada pemuda untuk bisa Dalailan di Kampung Pagebangan, Dalailan yang dilakukan santrinya tidak bisa menyanggupi permintaan pihak sesepuh kampung tersebut untuk Dalailan secara intensif setiap hari.

“Sesepuh Pagebangan sih mintanya rutin Dalailan, tapi kita nggak bisa setiap hari karena lokasi pondok juga dekat dengan Masjid Al-Hijrah yang juga kita diminta ngisi Dalailan, jadi kita atur waktunya bergiliran saja. Kalau di Kavling sekalian kita dakwah mengenalkan Dalailan,” ujarnya.

Ustadz Ulil berharap, agar tradisi Dalailan ini terus dijaga kelestariannya dengan cara meneruskan tradisi serta adanya upaya para tetua kampung melakukan regenerasi kepada para remaja untuk diajak latihan.

“Harapanya, tradisi ini perlu terus dipertahankan oleh warga Banten khususnya Cilegon. Caranya ya dengan meneruskan atau menjalankan tradisi ini dan yang tidak kalah penting adalah mengajak para remaja untuk mau dan bisa Dalailan, sehingga ada kaderisasi lintas generasi di kampung-kampung,” harapnya. (*/Ilung)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien