Diberi Tugas Khusus, 4 Pabrik Gula Rafinasi di Banten Akan Produksi Ribuan Ton

CILEGON– Sebagai upaya untuk menjaga stabilitas gula di pasaran ditengah wabah covid-19, Dirkrimsus Polda Banten bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten lakukan pengecekan ketersediaan bahan pokok di 4 pabrik gula rafinasi yang ada di Provinsi Banten.

Hal itu menindaklanjuti surat penugasan yang dikeluarkan oleh Kementrian Perdagangan (Kemendag) tertanggal 30 Maret 2020, yang meminta agar 4 pabrik gula rafinasi di Provinsi Banten untuk turut memproduksi gula kristal putih (GKP) atau gula untuk konsumsi masyarakat.

Keempat pabrik gula rafinasi yang mendapat penugasan dari Kemendag untuk memproduksi gula konsumsi atau gula kristal putih, meliputi PT. Permata Dunia Sukses Utama (Ciwandan, Kota Cilegon), PT. Sentra Usahatama Jaya (Ciwandan, Kota Cilegon), PT Angel (Bojonegara, Kabupaten Serang) dan PT Berkah Manis Makmur (Cikande, Kabupaten Serang).

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Banten, Kombes Nunung Syaifuddin mengatakan, kunjungan yang dilakukan ke pabrik gula rafinasi dikarenakan sempat terjadi kelangkaan gula di pasaran beberapa waktu lalu. Sehingga pihaknya pun langsung melakulan pengecekan ketersedian bahan baku ke pabrik-pabrik gula rafinasi yang sudah mendapat penugasan oleh Kemendag untuk memproduksi gula konsumsi atau gula kristal putih.

“Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan, dimana 4 pabrik gula yang ada di Banten diberikan penugasan khusus untuk memproduksi gula konsumsi. Kemudian kebijakan pemerintah ini, untuk menekan harga gula yang tinggi, karena ketika barang jarang tapi kebutuhan meningkat, pasti harga naik,” ucap Kombes Nunung disela-sela kegiatan, Rabu (8/4/2020) siang, di PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ), Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Banten, Babar Suharto menambahkan, jika pihaknya akan terus melakukan pemantauan kepada keempat pabrik gula rafinasi yang sudah mendapat penugasan khusus dari Kemendag untuk memproduksi gula konsumsi atau gula kristal putih agar tidak terjadi kelangkaan gula ditengah wabah covid-19 yang melanda Indonesia.

“Dasarnya itu surat penugasan. Pabrik gula rafinasi tidak boleh memproduksi gula kristal putih tanpa ada penugasan. Nanti kita pantau semua,” kata Babar.

Kartini dprd serang

Menurutnya, ditugaskannya pabrik-pabrik gula rafinasi untuk memproduksi gula kristal putih untuk menjaga agar tidak terjadi kelangkaan gula di pasaran. Hal itu dikarenakan sejumlah pabrik-pabrik gula yang khusus memproduksi gula konsumsi untuk diedarkan dipasaran saat ini sedang mengalami kekurangan bahan baku lokal.

“Yang dipasaran sekarang itu bukan hasil produksi rafinasi, itu gula rakyat, gula tebu. Itu diproduksi di Sumatera, ada yang dari Jawa Tengah. Saat ini mereka sedang kekurangan bahan baku, panen tebu nya berkurang. Sementara pabrik rafinasi itu bahan bakunya import, pakai raw sugar. Jadi bisa cepet, ga harus menunggu, datang bahan baku langsung bisa diproduksi, langsung jadi,” ungkapnya.

Untuk itu, Kadisperindag Banten pun menegaskan, dengan ditugaskannya pabrik-pabrik rafinasi untuk memproduksi gula konsumsi, maka bisa dipastikan ketersedian gula bagi masyarakat aman sampai nanti hari Lebaran Idul Fitri.

“Jadi sekarang kondisi dipasaran harusnya sudah normal, karena di gelontrokan oleh bulog, dan ditambah pabrik rafinasi juga memproduksi gula kristal putih. Jadi inshaallah stok aman sampai lebaran nanti,” ujarnya.

Sementara itu, Manajemen PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ), Suroso mengaku, jika pihaknya mendapat tugas dari Kemendag untuk memproduksi sebanyak 20 ribu ton gula konsumsi sampai periode akhir Mei 2020. Sehingga pihaknya akan memproduksi gula kristal putih sebanyak 30 persen dari total kapasitas produksi per harinya.

“Kapasitas produksi kita biasanya di 1600 ton perhari. Dan kita per hari akan memproduksi 400 ton untuk gula kristal putih, dan sisanya tetap gula rafinasi yang peruntukkannya untuk perusahaan-perusahaan,” kata Suroso.

Diakuinya, meski Indonesia saat ini sedang dilanda wabah covid-19, namun hal itu tidak banyak memberikan dampak terhadap produksi pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia.

“Semua produksi gula di Indonesia jalan semua. Sejauh ini tidak terlalu berpengaruh. Karena kita kan pabrik sembako, jadi kalau pun harus berhenti itu harus ada izin dari pemerintah. Tapi justru kita diminta untuk turut menjaga stabilitas ketersediaan gula di tengah wabah covid ini,” tandasnya. (*/YS)

Polda