Digeruduk Mahasiswa, Krakatau Posco Diminta Selesaikan Persoalan Ini
CILEGON – Pengurus Gerakan Mahasiswa (GEMA) Al-Khairiyah beserta elemen masyarakat Cilegon lainnya melakukan aksi sebagai bentuk protes terhadap dugaan rasisme yang terjadi di PT Krakatau Posco akhir-akhir ini pada Jum’at (9/8/2024).
Aksi demontrasi ini berlangsung di depan gerbang PT Krakatau Posco itu menuntut pabrik baja tersebut untuk meminta penjelasan dan segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi belakangan ini.
Koordinator Aksi Supardi mengatakan, tuntutan pertama terkait adanya dugaan kejahatan lingkungan yang dilakukan PT Krakatau Posco.
“Karena disinyalir melakukan kegiatan tanpa atau sebelum adanya ijin AMDAL pada tahun 2011,” ujarnya.
selain itu, PT Krakatau Posco jug diduga telah melakukan manipulasi objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga telah merugikan keuangan daerah dan merugikan masyarakat Cilegon dari kurangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Dugaan kami hal ini berlangsung sejak tahun 2004 sampai sekarang,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, PT Krakatau Posco saat ini membuat pihaknya seolah-olah merugi dengan beralasan karena banjir baja impor dan kondisi ekonomi yang tidak menentu serta biaya yang tinggi.
“Padahal Krakatau Posco rugi diduga akibat konspirasi cengkraman bisnis para oknum Korea yang diduga rasis dan disinyalir “membangun warung dalam toko” dengan tidak sedikit dugaan praktek diskriminasi terhadap perusahan atau pengusaha pribumi,” tambahnya.
Menurutnya, para oknum Korea yang di duga rasis itu terdiri dari pengusaha, pejabat dan pegawai negeri ginseng itu yang hampir 80 persen menguasai pundi-pundi bisnis usaha dan ekonomi di Krakatau Posco.
“Dengan harga kontrak yang dugaan kami di mark up dan ternyata sebagian besar perusahaan para oknum Korea yang diduga rasis itu tidak ada hubungannya dengan Joint Venture (JV),” tutupnya. (*/Ika)