Dilanda Hujan Deras, Dua Kelurahan di Cilegon Terendam Banjir
CILEGON– Hujan deras yang mengguyur Kota Cilegon pada Selasa malam (17/6/2025) mengakibatkan banjir di dua wilayah, yakni Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, dan Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol.
Sedikitnya 940 jiwa terdampak akibat banjir yang dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem, pasang air laut, serta sistem drainase yang tidak optimal.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon, Suhendi, mengatakan banjir di Kelurahan Tamansari mulai menggenangi permukiman warga sekitar pukul 19.15 WIB, dengan ketinggian air mencapai satu meter.
Wilayah yang terdampak mencakup Lingkungan Baru, khususnya RT01 dan RT02 RW04.
“Sebanyak 275 kepala keluarga atau sekitar 800 jiwa terdampak. Meskipun tidak ada korban jiwa maupun pengungsi, kondisi cukup kritis hingga tengah malam sebelum air mulai surut pada pukul 02.00 WIB,” kata Suhendi dalam keterangannya yang diterima di Cilegon, Rabu (18/6/2025).
Ia menambahkan, genangan air terjadi akibat curah hujan yang tinggi disertai tumpukan sampah di bawah bantalan rel kereta api yang menghambat aliran air.
Sementara itu, di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, banjir melanda Lingkungan Kalibaru sekitar pukul 19.20 WIB.
Air meluap dari sungai setempat akibat hujan intens dan debit air tinggi yang diperparah dengan kondisi pasang laut.
Ketinggian air mencapai 80 sentimeter dan berdampak pada sekitar 140 kepala keluarga.
Menurut laporan Lurah Gerem, meski air mulai surut sekitar pukul 22.15 WIB, sejumlah permukiman masih tergenang.
Warga berharap pemerintah segera melakukan normalisasi aliran sungai untuk mencegah banjir susulan.
BPBD Kota Cilegon bersama sejumlah unsur terkait telah melakukan langkah-langkah penanganan sejak awal kejadian.
Unsur yang terlibat dalam respons bencana antara lain Wali Kota Cilegon, Camat, Lurah, PMI, Pramuka Peduli, Bhabinsa, Tagana, Danlanal, serta relawan masyarakat.
“Penanganan dan asesmen telah dilakukan sejak malam kejadian. Saat ini tidak ada kebutuhan mendesak, namun kami tetap siaga,” ujar Suhendi.
Ia menegaskan bahwa banjir ini merupakan jenis bencana hidrometeorologi yang makin sering terjadi akibat perubahan iklim serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kota Cilegon mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan.
“Kami mengingatkan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan segera melaporkan jika terjadi genangan air kembali,” katanya.(*/Nandi).

