CILEGON – Bertempat di Jalan Tengku Chik Ditiro, Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Gedung Cilegon Creative Center itu berada.
Terdapat beragam hasil kreativitas bila kita memasuki gedung berukuran setengah hektar tersebut. Tembok yang menjadi pembatas terlihat menarik dengan sentuhan mural.
Mural-mural tersebut menyampaikan campaign budaya-budaya Cilegon, dengan bentuk batik dalam motif seperti debus dan sebagainya. Mural ini hasil dari lomba kreatifitas anak muda di Cilegon.
Sanggar Krakatoa yang memproduksi batik dengan motif khas Cilegon juga berada disini. Batik Krakatoa, selain menjual dengan motif budaya Kota Cilegon, juga mengajarkan kepada anak-anak sekolah bila ingin belajar membatik.
Helldy Agustian, pendiri Cilegon Creative Center memiliki konsep untuk membangun Cilegon melalui karya. Batik menjadi pilihan.
“Motifnya menunjukan budaya Cilegon, ada debus, pesisir pantai, industri dan sebagai. Hal ini menguatkan identitas Cilegon melalui budaya,” ujar Helldy kepada faktabanten.co.id, Sabtu (19/5/2018).
Ia mengungkapkan, potensi warga Cilegon dalam membatik cukup bagus. Beberapa waktu lalu, terdapat seorang Professor yang berkunjung menanyakan proses membantik menggunakan kain sutera.
“Pelatihan membatik dengan sutera kami lakukan tiga bulan dan sukses. Menurut professor yang datang, potensinya cukup bagus. Di daerah lain bisa sembilan bulan,” ungkap Helldy.
Saat ini, Gedung Cilegon Creative Center juga disewakan untuk menjadi tempat beragam acara seperti seminar, diskusi dan pernikahan dengan tarif murah.
“Sewa gedung pernikahan atau untuk seminar itu sekitar Rp 4,5 juta untuk 8 jam. Itu sudah termasuk listrik, keamanan dan kebersihan,” tukasnya.
Ia menilai, awalnya berfikir tentang pernikahan yang banyak menggunakan bahu jalan. Masyarakat kecil, mau sewa hotel terlalu mahal seperti hotel maupun gedung-gedung.
“Di Gedung Cilegon Creative Center ini cukup murah sehingga bisa digunakan oleh semua kalangan,” imbuhnya. (*/Cholis)
